Page 14 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 14

66

              Sisi lain yang harapannya dapat tercipta melalui implementasi
      Tannas dalam pelaksanaan JSBK dalam perspektif keamanan, adalah
      semakin meningkatnya keamanan dari sisi kesehatan atau keamanan
      manusia (human security). Posisi kesehatan dalam konteks keamanan
      manusia dapat dilihat pada Tabel IV di Lampiran 4. Di samping itu,
      Implementasi Tannas dalam pelaksanaan JSBK selain akan menopang sisi
     keamanan, dapat juga secara tidak langsung memperkuat kewaspadaan
     akan pertahanan. Panglima TNI dalam ceramahnya di depan peserta
     PPRA XLV Lemhannas RI juga menyampaikan bahwa salah satu aspek
     potensial yang harus diperhatikan dalam pertahanan adalah pandemik.37
     Proses mengantisipasi pandemik selain membutuhkan sistem kesehatan
     yang ideal juga tidak boleh terlepas dari perspektif hankam. Dengan
     demikian, pemahaman akan pentingnya JSBK dikaitkan dengan aspek
     hankam diharapkan dapat lebih mengimplementasikan konsepsi Tannas
    dalam pelaksanaan JSBK.

 22. Kontribusi Implementasi Konsepsi Tannas dalam Pelaksanaan JSBK
      terhadap Peningkatan Kualitas SDM dan Bangnas

 a. Kontribusi terhadap peningkatan kualitas SDM.
            Implementasi Konsepsi Tannas dalam Pelaksanaan JSBK dalam

     perjalanannya diharapkan berpengaruh langsung terhadap perbaikan
     kondisi SDM bangsa Indonesia. Dengan demikian, dalam kurun waktu
     tertentu terjadi peningkatan kualitas SDM bangsa. Apabila ditinjau dari
     nilai IPM, paling tidak kembali ke nilai pada masa awal reformasi yaitu
     pada urutan 105. Dengan demikian diharapkan, kondisi SDM Indonesia
     mencapai kondisi idealnya yaitu berisi keuletan dan ketangguhan untuk
     memperkuat ketahanan nasional dalam rangka bangnas.

37 Dikutip dari pointers Ceramah Panglima TNI kepada Peserta PPRA XLV Lemhannas RI
Tahun 2010 tentang Jakstra TNI Tahun 2010-2014, (dalam hal ini dibacakan oleh oleh staf
ahli Panglima TNI), tanggal 26 Agustus 2010. Nb: Pandemik adalah penyebaran penyakit
yang bersifat lintas benua/regional WHO
   9   10   11   12   13   14   15   16   17