Page 15 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 15

29

         masyarakat Indonesia. Persamaan budaya dan ikatan kekeluargaan
         antarwarga desa yang terdapat di kedua sisi perbatasan, dapat
         menyebabkan klaim terhadap hak-hak tradisional, yang dapat
         berkembang menjadi masalah yang lebih kompleks. Disamping
         itu, keberadaan pengungsi Timor Leste yang masih berada di wilayah
         Indonesia dalam jumlah yang cukup besar potensial menjadi
         permasalahan perbatasan di kemudian hari. Setelah Timor Leste
         merdeka, diperlukan demarkasi (penetapan garis batas) Rl - Timor
         Leste. Pada awal kemerdekannya demarkasi darat sudah dirintis,
         Timor Leste diwakili oleh UNTAET (pemerintahan transisi dibawah
         PBB).
         Untuk lebih memahami tentang permasalahan yang timbul di wilayah
perbatasan dapat menggunakan analisis Astagatra yang meliputi Trigatra
statis, yaitu gatra geografi, demografi dan SKA (Sumber Kekayaan Alam)
dan Pancagatra dinamis yang meliputi gatra Ideologi, politik, ekonomi, sosial
budaya serta pertahanan dan keamanan.

         a. Gatra Geografi
                   Perbatasan wilayah darat antara Indonesia dengan negara

         tetangga belum selesai dilaksanakan. Penanganan perbatasan
         selama ini memang belum dapat dilakukan secara optimal dan kurang
         terpadu, serta sering kali terjadi tarik-menarik kepentingan antara
         berbagai pihak baik. Kondisi ini mengakibatkan masyarakat yang ada
         di wilayah perbatasan menjadi kurang mendapat perhatian. Kaburnya
         garis batas wilayah daerah ataupun batas negara secara langsung
         berpengaruh terhadap upaya pembangunan yang akan dilaksanakan.
         Apabila masalah perbatasan ini tidak segera diselesaikan, dapat
         menimbulkan permasalahan lain yang pada akhirnya menghambat
         pembangunan masyarakat di wilayah perbatasan.

         b. Gatra Demografi
   10   11   12   13   14   15   16   17   18