Page 14 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 14
Dengan memahami tentang implementasi pendekatan Sosial budaya
saat ini dan yang diharapkan serta mempelajari lingkungan strategis,
kelemahan utama penanganan dan pemberdayaan masyarakat Papua terletak
pada kurangnya memberikan tekanan pada pentingnya ‘peradaban’ dalam
aplikasi pembangunan kesejahteraan masyarakat, yaitu lemahnya kepekaan
dan sensitivitas tentang pentingnya peranan sosial budaya masyarakat Papua
sebagai intrumen penanganan dan pemberdayaan. Dari berbagai pengalaman
perjalanan bangsa membuktikan, bahwa pendekatan pembangunan yang
salah arah mengakibatkan rapuhnya tingkat ketahanan sosial masyarakat.
Ketahanan yang rapuh mengakibatkan terjadinya berbagai goncangan di
bidang politik, ekonomi dan sosial.
Gerakan separatisme Papua selama ini telah menjadi persoalan
nasional yang cukup merepotkan karena mengusik kerukunan nasional
(Tumanggor, dkk, 2005). Beragam konflik horizontal yang melanda Papua
seperti disampaikan dalam bab sebelum ini, tidak hanya menyita banyak energi
maupun sumber daya dan waktu untuk menyelesaikan separatisme Papua,
tapi juga dapat memperburuk kondisi kehidupan masyarakat Papua maupun
citra Indonesia dimata internasional, mengganggu agenda nasional dalam
akselerasi pembangunan Papua serta dapat mengancam keutuhan NKRI.
Karena itu persoalan separatisme Papua, harus ditangani dengan tepat,
cermat dan sungguh-sungguh demi kepentingan masyarakat Papua maupun
kepentingan nasional untuk konteks kekinian dan masa depan. Untuk itu
sangat diperlukan konsepsi yang tepat dengan pendekatan dan paradigma
baru dalam pencegahan separatisme di Papua, dengan tetap mengacu pada
paradigma nasional yang disepakati bersama.
Gerakan separatisme Papua umumnya, dapat berpuncak pada masalah
sosial budaya, walaupun dalam eskalasinya kemudian menyentuh berbagai
aspek kehidupan lain seperti ekonomi, hukum dan HAM. Oleh karena itu,
maka sangat pantas kalau gerakan separatisme tersebut dapat diselesaikan
dengan pendekatan sosial budaya. Diharapkan pencegahan separatisme
Papua dapat menemukan cara terbaik karena melalui jalan proses, output dan
outcome yang lebih humanik dan menyentuh akar permasalahannya yang
selama ini dihadapi masyarakat Papua.
74

