Page 10 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 10
38
c. Belum Stabilnya Kondisi Politik Dalam Negeri
Reformasi tahun 1998 telah melahirkan kebijakan-kebijakan yang
paradoksial. UU tentang pemilihan umum, pemilukada dan otonomi
daerah telah membawa kondisi carut marut politik dan pemerintahan di
Indonesia. Berbagai konflik horizontal sering terjadi akibat reformasi
yang kehilangan arah. Bahkan, jati diri bangsa Indonesia, yakni
Pancasila telah ditinggalkan dalam kehidupan sehari-hari. Korupsi telah
terjadi di hampir semua level pemerintahan dengan berbagai macam
modus operandinya. Hal ini dapat menimbulkan berkurangnya rasa
hormat bangsa lain terhadap bangsa Indonesia. Dampaknya, Indonesia
tidak dapat menjalankan peranannya dengan optimal dalam kerjasama
militer karena secara psikologis, prejudice sebagai bangsa yang korup
selalu melekat pada setiap elemen bangsa.
Kondisi politik domestik yang tidak stabii, akan menyulitkan
Indonesia dalam memainkan peranannya di forum internasional.
Meskipun tidak berdampak langsung bagi peranan militer dalam
kerjasama, namun kondisi yang tidak stabil di dalam negeri seringkali
menyulitkan TNI untuk menentukan langkah-langkah strategisnya.
Rendahnya akseptabilitas TNI di mata masyarakat karena reformasi
yang tidak terarah, dapat menahan laju gerak TNI untuk melakukan
kerjasama militer yang lebih optimal. Oleh karenanya, kondisi politik
yang tidak stabil, juga menjadi persoalan dalam optimalisasi peranan
Indonesia dalam kerjasama militer di ASEAN,
d. Kurangnya Pemahaman Manajemen Bencana Alam di Kalangan
Militer ASEAN
Wilayah Asia Tenggara memiliki struktur alam yang rawan
bencana alam. Berbagai bentuk bencana alam selalu mengancam
sebagian besar wilayah negara-negara ASEAN. Banjir di Thailand
merupakan contoh adanya bencana alam di negara-negara ASEAN.
Selan banjir, bencana gempa bumi selalu mengintai beberapa wilayah
negara ASEAN mengingat letaknya pada pertemuan lempeng eurasia

