Page 4 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 4
72
lain pada tercapainya cita-cita akan kemakmuran dan keadilan sebagai
wujud dari tujuan nasionalisme Indonesia.
Sebagai bangsa yang memiliki keragaman dalam berbagai aspek,
konflik sosial merupakan fenomena yang tidak mungkin bisa dihindarkan.
Konflik sosial yang pernah terjadi secara beruntun di tahun 1990-an, selalu
berhubungan dengan kemajemukan. Di antara variabel keanekaragaman
yang acapkali menjadi pemicu terjadinya kesalahpahaman dan berakibat
pada terjadinya konflik sosial adalah agama. Agama boleh dikatakan
sebagai unsur sosial dengan tingkat sensisivitas yang tinggi. A. Mukti Ali
(1976/1977), mantan Menteri Agama R.I. pernah mengatakan bahwa
agama merupakan topik pembicaraan yang paling banyak menggugah
emosi. Ranah pembicaraan agama dapat melampaui ranah budaya, etnis,
bahasa, dan lain sebagainya. Apabila, misalnya, etnis memiliki
keterbatasan hanya dalam konteks tertentu yang secara kebetulan
disatukan dengan latar belakang etnis yang sama, tetapi berbeda dengan
agama. Agama justru bisa merangkul perbedaan budaya, bahasa, dan
etnis. Sehingga jika ada persoalan sosial seperti konflik yang dipicu oleh
agama, maka dengan begitu cepatnya mendatangkan respons dari pihak
yang memiliki kesamaan agama dengan pihak yang terlibat konflik secara
langsung, meskipun dari sisi etnis berbeda.
Madjid (2006) mengemukakan, toleransi sebagai salah satu nilai-
nilai keadaban yang perlu ditumbuhkembangkan dalam menghadapi
masyarakat yang majemuk secara agama, terutama di tengah lingkaran
kekerasan sekarang ini. Konsep toleransi, lebih dari sekedar persoalan
prosedural, persoalan tata cara pergaulan yang “enak” antara berbagai
kelompok yang berbeda-beda. Toleransi merupakan persoalan ajaran dan
kewajiban melaksanakan ajaran itu. Inilah yang pertama dan utama dalam
toleransi. Oleh karena itu, toleransi harus dilaksanakan dan diwujudkan
dalam masyarakat, sekalipun untuk kelompok tertentu maupun untuk diri
kita sendiri mungkin tidak menghasilkan sesuatu yang enak. Dalam
pengertian seperti ini, toleransi dapat menumbuhkan sikap positif
konstruktif dalam menerima kemajemukan, yaitu sikap tulus untuk
menerima kenyataan kemajemukan sebagai rahmat Tuhan yang dapat

