Page 15 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 15
33
capaian kerja yang diraihnya. Keempat, pemimpin diikuti karena
membangun kepercayaan diri masyarakat. Dan kelima, pemimpin
diikuti karena menjadi contoh dari cita-cita dan harapan hidup
masyarakat.
Namun kata kunci dari kelima hubungan pemimpin dengan
yang dipimpin itu adalah adanya rasa percaya (trust). Masyarakat
yang dipimpin percaya dengan diri pemimpinnya. Inilah yang kini
terasa tergerus, sehingga antara seorang pemimpin dengan
masyarakat yang dipimpinnya terdapat jarak. Sementara resistensi
masyarakat juga semakin tinggi. Kegagalan elite menampilkan
keteladanan sangat berakibat buruk bagi masyarakat. Bukan hanya
dalam aspek hilangnya respek. Tapi merusak sendi-sendi kehidupan
masyarakat yang luas. Akan berkembang sikap individualistic dan
permisif dalam masyarakat. Masing-masing beraktivitas hanya untuk
bertahan hidup dirinya saja.
Banyak faktor yang menjadi sebab langkanya pemimpin
dengan keteladanan yang patut ditiru. Pertama, faktor hukum yang
lembek. Ketidaktegasan hukum dalam menyelesaikan kasus-kasus
yang melibatkan elite telah membentuk sosok elite dengan karakter
yang lemah. Kedua, rakyat yang mudah memaafkan pemimpin yang
berbuat salah. Akibatnya, mental para pemimpin tidak pernah
dewasa. Ketiga, tipisnya budaya malu dalam melakukan
pelanggaran; dan keempat, lemahnya ingatan publik akan rekam
jejak (track record) elite orang per orang.
Merujuk pada berbagai kasus kekerasan komunal di
masyarakat, tampak bahwa para elite (terutama elite politik) justru
menjadi awal-mula terprovokasinya massa, karena ketidakpuasan
atas hasil pemilukada. Akibatnya, rakyatlah yang lagi-lagi mengalami
kerugian, karena terjadi bentrok, kerusuhan dan kekisruhan yang
menyebabkan kerugian moral dan material, terutama berdampak
pada renggangnya sendi-sendi solidaritas, persatuan dan integrasi
sosial dalam masyarakat.

