Page 3 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 3

21

 seperti tawuran warga dan pelajar di Jakarta, tawuran mahasiswa di
 Makassar dan tawuran antar-suporter sepakbola di Tangerang. Fenomena
 tersebut sesungguhnya sangat mengkhawatirkan jika ditinjau dari
 pendekatan Kewaspadaan Nasional, karena aparatur negara seolah tidak
 mampu mendeteksi, mengawasi dan mengambil langkah-langkah preventif
 secara terukur sehingga kejadian tersebut selalu teruiang.

          Padahai jika ditelaah lebih dalam lagi, pemerintah sesungguhnya
 telah menciptakan peraturan perundang-undangan dan menugaskan
aparaturnya untuk dapat menjaga integrasi sosial, mulai dari langkah
preventif, persuasif, bahkan hingga tindakan represif. Namun dalam
pelaksanaannya di lapangan, perangkat hukum tersebut seolah sangat sulit
diaplikasikan, bahkan cenderung diabaikan. Sehingga muncul terminologi
“politik pembiaran”, karena di dalam berbagai konflik dan kasus kekerasan
komunal, kehadiran aparatur negara terlihat sangat minim peranannya.

          Selain menelaah kinerja aparat pemerintah, patut dicermati pula
bahwa semangat keagamaan masyarakat dalam sikap dan perilaku sosial
belumlah optimal. Fenomena di tengah masyarakat menunjukan masih
terjadinya kesenjangan keberagamaan, baik kesenjangan antara nilai-nilai
ajaran agama dan pemahaman para pemeluknya, maupun kesenjangan
antara pengetahuan agama dan pengamalannya yang tercermin dalam
sikap dan perilaku. Di Indonesia yang mayoritas warganya menganut
agama Islam, banyak ditemukan kasus tentang tindak kekerasan yang
dilakukan Vigilante Muslim, yakni kelompok Muslim yang bergerak dengan
cara sendiri di luar hukum terhadap berbagai komunitas lain di negeri ini.

         Berdasarkan riset dari beberapa lembaga kajian sosial dan
keagamaan, diperoleh data adanya peningkatan jumlah kekerasan yang
dipicu oleh isu agama. Setara Institute melansir jumlah kekerasan yang
mengusung agama pada tahun 2010 telah terjadi sebanyak 286 kali di
negeri ini. Pelanggaran kebebasan beragama itu cenderung meningkat
dibanding tahun 2009 yang menurut Setara Institute terjadi 17 kasus.
Sementara pada tahun 2008, The Wahid Institute melansir 59 kasus
   1   2   3   4   5   6   7   8