Page 13 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 13
27
saat ini maka dapat dikatakan bahwa secara periahan, sedikit demi
sedikit dan sistematis sudah mengarah kepada hal di atas. Indikasi
tersebut dapat dilihat dan data-data kekerasan/bentrokan yang
dilakukan pelajar/pemuda mulai tahun 2010 s.d Juni 2012 terjadi
peningkatan yang signifikan.22 Para pelajar saat ini dengan bangganya
menceritakan bahwa mereka baru saja menang tawuran melawan
pelajar dari sekolah lainnya,mereka tidak menyadari bahwa sejarah
bangsa ini terbentuk bukan karena suatu suku bangsa menang dan
menundukkan bangsa lain akan tetapi karena adanya persamaan
senasib sebagai Bangsa Indonesia. Di samping itu jika ditanyakan
pada generasi pelajar saat ini, banyak di antara mereka yang tidak
mengetahui perbedaan signifikan antara kondisi perjuangan
kemerdekaan sebelum 1928 dan setelah 1928. Kondisi tersebut
tentunya bukan semata-mata kesalahan dari generasi pelajar saja
namun juga dikarenakan perangkat pendidikan yang ada baik buku
pelajaran maupun guru di sekolah kurang mengupas sejarah nasional
Bangsa Indonesia. Kembali kepada pra anggapan di atas bahwa
masuknya infiltrasi budaya asing telah menisbikan pentingnya
pemahaman budaya bangsa sehingga berdampak pada lunturnya
konsep-konsep dan wawasan kenegaraan yang mendasari lahirnya
Bangsa Indonesia.
d. Konsep Tanah Air (Geopolitik).
Konsep Tanah Air/geopolitik adalah konsep untuk
mewujudkan kedaulatan bangsa dan tanah airnya, agar seluruh
masyarakat bangsa Indonesia untuk mempertahankan persatuan
dan kesatuan bangsa serta kesatuan Wilayah Tanah Air Indonesia.
Dalam harian Suara Pembaruan tanggal 24 April 2009 ada tulisan Ibu
Meutia Hatta Swasono yang menguraikan betapa banyak pemuda
Indonesia kurang mengenal Tanah Air dan Negaranya sendiri. Dalam
22 Ceramah pada PPRA Lemhannas Rl Komjen Pol (Pur), Drs. Togar M. Sianipar, MSi.
Memberdayakan Pemolisian Masyarakat Dalam Rangka Pendidikan Politik. Jakarta 3 Juli
2012.

