Page 4 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 4
30
domestik cukup.
Oleh karena itu, pemerintah Indonesia harus terus didorong
untuk menggerakkan pertanian domestik di Indonesia. Intinya adalah
menanam sesuai dengan kondisi tanah yang berlaku dan penerapan
teknologi tepat guna dalam meningkatkan hasil panen. Dalam bidang
teknologi, rasanya Indonesia juga tidak kalah dalam penerapannya,
hal ini terbukti dengan meningkatnya hasil produksi padi setiap
tahunnya. Produktivitas padi Indonesia pada tahun 2001 sebesar
43879 Kg/Ha, pada tahun 2005 sebesar 45739 Kg/Ha, dan pada
tahun 2010 telah mencapai 50152 Kg /Ha. Penerapan teknologi telah
menunjang peningkatan produksi tersebut, sehingga harapan ke
depan hasil panen produksi beras Indonesia bisa setara dengan
China dan Jepang yang sekitar 6500 (Kg/Ha).
Peningkatan produksi panen komoditi pertanian adalah bukti
nyata bahwa pemerintah Indonesia serius dalam menerapkan
teknologi pertanian. Walaupun angka produksi maupun produktivitas
pangan meningkat, tetapi jika produksi dalam negeri tidak cukup
untuk mengawal harga domestik, sehingga harus diregulasi produk
impor, berarti ada yang salah. Patut diketahui bahwa tujuan pertanian
bukan soal pamer produktivitas saja, tetapi isu penting adalah
ketahanan pangan dalam negeri. Mungkin terlalu dini untuk berpikir
bagaimana soal ekspor, tapi bagaimana untuk menutup keran impor
dan pada saat yang bersamaan harga domestik tetap terkontrol.
c. Dukungan Infrastruktur (sarana-prasarana) dan Teknologi
Pangan
Sebenarnya produksi pertanian Indonesia tidak buruk, walaupun
patut diakui masih banyak kekurangan. Jumlah penduduk Indonesia
yang besar, dibandingkan dengan luas lahan pertanian yang terbatas,
mengakibatkan swasembada cukup sulit. Satu pertanyaan mendasar
yang perlu dijawab adalah apakah lahan subur harus selalu dengan
beras? Australia bisa mengembangkan lahan pertanian bukan hanya
untuk menanam gandum, tapi juga mempunyai banyak jaringan irigasi,

