Page 7 - Perpustakaan Lemhannas RI

49

ketersediaan sarana dan prasarana seni termasuk sumber daya
manusia (SDM)-nya di lingkungan mereka. Hal ini merupakan
tantang dalam pengembangan seni budaya.
c. Gatra Sumber Kekayaan Alam (SKA). Kandungan SKA
yang melimpah, pada satu sisi sangat berkontribusi terhadap
pengembangan seni budaya, terutama dari sisi material pembuatan
alat-alat seni sebagai bagian dari pengembangan seni. Salah satu
contohnya adalah pembuatan alat musik yang tergolong adhiluhung
di Nusantara, yaitu alat-alat seni terbuat dari perunggu. Mineral yang
diperlukan untuk membuat peralatan ini cukup banyak tersedia di
Nusantara. Demikian pula jenis material lainnya untuk pembuatan
seni rupa, cukup tersedia hampir di seluruh wilayah Nusantara, baik
kualitas maupun kuantitasnya. Namun karena masih rendahnya
teknologi yang dimiliki dan jumlahnya sangat terbatas serta
terbatasnya peralatan yang dipunyai, SKA yang melimpah belum
optimal termanfaatkan dalam pengembangan seni secara nasional.
d. Gatra Ideologi. Pancasila sebagai landasan idiil bangsa dan
negara Indonesia seyogiyanya tidak boleh disimpangkan nilai-
nilainya dalam segala tindakan sebagai masyarakat dan warga
Indonesia. Namun tidak bisa dipungkiri ialah, derasnya pengaruh
ideologi asing yang bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila, cukup
kuat membentuk pengetahuan masyarakat yang menggeser nilai-
nilai Pancasila sebagai landasan ideologi. Implikasinya tampak pada
perubahan sikap atau tindakan yang tidak bersesuaian dengan nilai
budaya Indonesia sebagaimana nilai-nilai itu hidup dalam
kebudayaan masyarakat-masyarakat Indonesia. Ada banyak
pengembangan seni budaya yang secara ideal atau nilai yang
seharusnya dipelihara dan ditaati menyimpang dari nilai-nilai budaya
masyarakat setempat. Penyimpangan itu ada dalam bentuk antara
lain ialah penyimpangan terhadap nilai ketuhanan (religi),
kemanusiaan: sopan-santun, moralitas, kebangsaan, dsb. Hal itu
juga berimplikasi terhadap perkembangan seni di Indonesia