Page 13 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 13

95

dalam satu wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pembinaan ini

juga dimaksudkan agar etika pemerintahan secara hirarkis berjalan baik.

e. Menko Kesra, Menko Ekuin, Kemendagri, dan Bappenas, berkenan

melakukan koordinasi dan penyelarasan kebijakan tingkat pusat.

Diperlukan koordinasi maksimal antar Kementrian pemerintah pusat

berkaitan dengan kebijakan yang akan diterapkan kepada daerah. Hal ini

dimaksudkan agar tidak terjadi tumpang tindih kebijakan pemerintah pusat

terhadap pemerintah daerah, sebab kalau kurang koordinasi pada tingkat

kementrian akan berpengaruh terhadap harmonisasi hubungan yang

kurang efektif antara pusat dan daerah.

Uraian upaya yang dikemukakan di atas, sejalan dengan:

1) Teori kepemimpinan Bass (1985) dan Yukl (1998), khususnya teori

kepemimpinan transformasional.

Bas dan Yukl menjelaskan bahwa pemimpin akan menjadi tidak

efektif dalam menjalankan kepemimpinannya apabila tidak memiliki

kewenangan penuh, atau kepemimpinan semu (quasi leadership). Dalam

konteks ini model kepemimpinan tamsformasional berusaha mencari jalan

keluar atau mengatasinya, sehingga hasil yang diperoleh bisa lebih efektif

dan efisien bahkan ‘beyond expectation\ 24                                            ;

2) Teori kekuasaan Michel Foucault, menjelaskan bahwa kekuasaan itu

terlaksana bukan pertama-tama melalui kekerasan, seperti pertarungan

kekuatan, dan bukan pula dominasi suatu kelas karena penguasaan

ekonomi atau idelogi, melainkan seluruh struktur tindakan dalam

kewenangan yang diberikan pada suatu situasi strategsi.25 Jadi menurut

Michael kunci kepemimpina adalah kewenangan, ketika kepemimpinan

memiliki kewenangan yang penuh, maka akan efektif dalam fungsinya.

Hal tersebut dimaksudkan agar kepemimpinan Gubernur sebagai

wakil pemerintah pusat di daerah memiliki kewenangan yang efektif,

sehingga para Bupati dan Walikota dapat membangun komunikasi yang

berhasil dan berdaya guna. Gubernur juga dapat mengkoordinasi para

Bupati dan W alikota secara efektif dalam tata kelola pemerintahan.

24Ali, Eko M aulana. Kepemimpinan Integratif dalam Konteks Good Governance. TTP. PT.
Multicerdas Publishing., h. 101.

  Haryatmoko. Op. Cit., h. 238-239
   8   9   10   11   12   13   14   15   16   17