Page 7 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 7
61
tidak memiliki moral dan etika akan berdampak buruk terhadap ketahanan
nasional.
b) Kepemimpinan yang Memiliki Integritas.
Pemimpin tingkat nasional sejatinya memiliki integritas yang tinggi,
agar dapat membawa bangsa ini menjadi bangsa yang kuat dan besar.
Pemimpin yang senantiasa berpikir dan berbuat untuk melayani yang
dipimpinnya, membawa organisasi yang dipimpinnya jauh ke masa depan.
Ini yang didambakan bangsa saat ini, sebab kepemimpinan yang tidak
berintegritas dapat menyebabkan ketehanan nasional menjadi lemah.
c) Kepemimpinan yang Memiliki Karakter Bangsanya
Salah satu yang dapat meningkatkan kualitas kepemimpinan nasional
adalah apabila pemimpin tingkat nasional memiliki karakter bangsa.
Karakter adalah kualitas atau kekuatan mental atau moral, akhlak atau budi
pekerti individu yang merupakan kepribadian khusus yang membedakan
dengan individu yang lain.10 Saat ini memang tidak semua pemimpin
tingkat nasional memiliki dan konsis terhadap karakter bangsa, justru
sebagian pemimpin nasional dalam kepemimpinannya kering dengan nilai-
nilai karakter bangsa, tandus ’dengan nilai-nilai budaya bangsa. Apabila
kepemimpinan nasional berkarakter sesuai karakter bangsa, yaitu
pemimpin yang berkarakter berdasarkan nilai-nilai Pancasila maka akan
berpengaruh positif terhadap kokohnya ketahanan nasional. Artinya
pemimpin yang dalam implementasi kepemimpinannya, senantiasa
merujuk pada sila-sila yang terdapat dalam Pancasila maka ketahanan
nasional akan semakin kuat.
d) Kepemimpinan yang Memiliki Komitmen dan Kompetensi.
Komitmen adalah kemampuan dan kemauan untuk menyelaraskan
pribadi dengan kebutuhan, prioritas, dan tujuan organisasi/negara, dengan
mengutamakan kepentingan negara/organisasi di atas kepentingan pribadi
(Soekidjan, 2009). Sedangkan kompetensi adalah kapasitas atau
penguasaan dan kemampuan yang terintegrasi dari pengetahuan, sikap
mental, dan keterampilan dalam mengemban suatu tugas. Antara
10 Taniredja, Tukiran dan M. Yudhie Haryono. 2014. Pemimpin Berkarakter Pancasila.
Bandung: Alfabeta., h. 3

