Page 8 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 8
62
komitmen dan kompetensi bagaikan dua sisi mata uang yang tidak bisa
dipisahkan dalam kepemimpinan. Saat ini, kita banyak menyaksikan
pemimpin tingkat nasional yang kurang bahkan tidak memilik komitmen dan
kompetensi, hanya karena kemampuan finansial seseorang dapat tampil
menjadi pemimpin tingkat nasional. Oleh sebab itu, ada pemimpin yang
memiliki komitmen tetapi belum tentu kompeten, ada juga cukup kompeten
tetapi komitmennya rendah. Apabila pemimpin tingkat nasional kurang
memiliki komitmen dan kompetensi, maka dapat melemahkan kualitas
kepemimpinan nasional, dan apabila kualitas kepemimpinan rendah, akan
mengakibatkan ketahanan nasional melemah.
e) Kepemimpinan yang Transformatif.
Bangsa Indonesia saat sekarang membutuhkan kepemimpinan yang
transformatif, yaitu pemimpin tingkat nasional yang mampu menghadirkan
perubahan fundamental dan perbaikan yang proporsional dalam banyak
aspek, baik aspek politik, ekonomi, sosial budaya maupun bidang birokrasi.
Dalam Santoso,11 dikemukakan, pemimpin transformatif ini adalah sosok
yang bisa mengubah bangsa ke arah yang lebih baik secara terarah,
bertahap, dan mengutamakan kepentingan rakyat.
, Kepemimpinan transformasional, diharapkan dapat melakukan
restorasi dan revitalisasi dalam berbagai dimensi tatanan kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, terutama dalam bidang politik.
Lebih kepada implementasi tatanan dan pengorganisasian fungsi lembaga
pemerintahan negara secara proporsional. Apabila kepemimpinan nasional
saat ini transformatif, maka akan berdampak positif terhadap ketahanan
nasional, yakni memperkuat ketahanan nasional, kalau ketahanan nasional
kuat maka kita tidak akan mudah diintervensi oleh bangsa lain, kemandirian
bangsa kita akan semakin menguat.
f) Kepemimpinan Visioner.
Pada abad ke 21 ini, setiap organisasi membutuhkan kepemimpinan
visoner, karena tanpa kepemimpinan visioner organisasi apapun tidak akan
11 Santoso, Djoko. 2014. Menggagas Indonesia Masa Depan. Tebet Senter 66 bekerja
sama dengan Komodo Books. Jakarta, h. 238
