Page 5 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 5
21
yang diperjuangkan oleh pendukung multikulturalisme adalah sejalan
dengan perjuangan para penganut demokrasi.
Menurut Alfons ( dalam S T Nogroho. 2011 ) mengemukakan
bahwa keragaman struktur budaya dalam masyarakat menjadikan
multikulturalisme terbagi menjadi beberapa bentuk, yaitu:
1) Multikulturalisme Isolasi.
Masyarakat jenis ini biasanya menjalankan hidup secara
otonom dan terlibat dalam interaksi yang saling mengenal satu
sama lain. Kelompok-kelompok tersebut pada dasarnya
menerima keragaman, namun pada saat yang sama berusaha
mempertahankan budaya mereka secara terpisah dari
masyarakat lain umumnya.
2) Multikulturalisme Akomodatif.
Masyarakat ini memiliki kultur dominan, yang membuat
penydsuaian-penyesuaian dan akomodasi-akomodasi tertentu
bagi , kebutuhan kultural kaum minoritas. Masyarakat
multikultural akomodatif merumuskan dan menerapkan undang-
undang, hukum, dan ketentuan-ketentuan yang sensitif secara
kultural, serta memberikan kebebasan kepada kaum minoritas
untuk mengembangkan/mempertahankan kebudayaan mereka.
Sebaliknya, kaum minoritas tidak menentang kultur dominan.
3) Multikulturalisme Otonomi
Dalam model ini kelompok-kelompok kultural utama
berusaha mewujudkan kesetaraan dengan budaya dominan
dan menginginkan kehidupan otonom dalam kerangka politik
yang secara kolektif dapat diterima. Prinsip-prinsip pokok
kehidupan kelompok-kelompok dalam multikultural jenis ini
adalah mempertahankan cara hidup mereka masing-masing
yang memiliki hak-hak sama dengan kelompok dominan.
Mereka juga menentang kelompok dominan dan berusaha
menciptakan suatu masyarakat di mana semua kelompok bisa
eksis sebagai mitra sejajar.

