Page 9 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 9

39

Wahid Institute, Rumadi mengungkapkan, pada masa lalu para
pendahulu pejuang kemerdekaan mampu mengorbankan egonya,
termasuk etnis atau kesukuannya untuk kepentingan yang lebih
besar yaitu negara. "Semakin kesini, bukan semakin mengalami
kebangkitan ke bangsa yang besar, tapi justru semakin kerdil.
Masih ada yang mempertentangkan antara agama pada satu sisi
dan nasionalisme di sisi lain. Jika, Kita tidak mampu menyelesaikan
permasalahan ego ini, kita tidak akan menjadi bangsa yang besar,
tapi akan terjatuh ke masalah-masalah yang sebenarnya sudah kita
lewati bersama".

c. Meningkatnya Konflik Sosial Dalam Kehidupan
Bermasyarakat

           Konflik sosial dalam kehidupan masyarakat di Indonesia
hingga saat ini masih terjadi peningkatan. Hal ini disebabkan
semakin tingginya tekanan dalam kehidupan masyarakat, seperti
kesenjangan sosial yang makin tajam, kemiskinan yang masih
tinggi, pengangguran, kurangnya teladan dari pemimpin, masih
banyaknya kasus KKN serta SDM yang rendah.

           Berdasarkan data yang dimiliki Kemdagri, jumlah konflik
sosial pada 2010 sebanyak 93 kasus. Kemudian menurun pada
2011 menjadi 77 kasus. Namun kemudian meningkat pada 2012
menjadi 89 kasus hingga akhir Agustus. Konflik sosial yang terjadi
di masyarakat tersebut jelas mengganggu dalam proses
mewujudkan harmonisasi sosial di tengah-tengah masyarakat.

d. Kurang Tegasnya Penegakan Hukum

           Penelitian Lazuardi Birru menyimpulkan bahwa indeks
kerentanan radikalisme nasional di tahun 2011 adalah sebesar
43,6%, hal ini tentu masih jauh dari zona aman, yaitu 33,33%.
Kerentanan konflik kerukunan antar umat beragama akan
mengancam integrasi bangsa. Terlebih, potensi konflik sosial di
   4   5   6   7   8   9   10   11   12   13   14