Page 16 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 16
30
meredakan konflik di tengah masyarakat. Tokoh-tokoh informal yang saat
ini ada di tengah masyarakat makin sulit untuk dapat menempatkan diri
sebagai figur pemersatu dan mediator perdamaian. Beberapa di antara
mereka bahkan justru menjadi bagian dari konflik. Peran kultural para tokoh
pemimpin informal menjadi dipertanyakan, terutama di saat aparat
keamanan masih terkendala dalam mencegah konflik sosial sehingga
budaya konflik akhirnya menjadi budaya massa.
Contoh-contoh di atas menunjukkan peran tokoh pemimpin informal
dalam pencegahan dan penanganan konflik sosial masih kurang optimal.
Seandainya para tokoh pemimpin informal memiliki kapasitas keteladanan
dan kemampuan untuk mendamaikan, maka konflik sosial tentu dapat
dicegah. Apalagi di tengah era globalisasi yang menghadirkan berbagai
kemajuan teknologi, komunikasi, informasi dan transportasi, serta derasnya
pengaruh dan masuknya budaya asing di Indonesia, maka kedudukan
tokoh pemimpin informal dinilai menjadi semakin terdesak terutama dalam
menetralisir berbagai macam isu dan mencegah konflik sosial.
Fungsi dan peranan para tokoh pemimpin informal semakin melemah
dan memudar. Hal ini dapat dicermati dari fen.omena banyaknya para tokoh
pemimpin informal yang sudah tidak lagi' mencerminkan nilai-nilai
kepemimpinan dalam berbagai bidang seperti sosial kemasyarakatan,
budaya, maupun keagamaan. Kondisi saat ini menunjukkan bahwa banyak
di antara mereka yang sudah terjun ke politik praktis atau menjadi
pengusaha yang berorientasi pada kehidupan materialistik untuk
kepentingan pribadi. Akibatnya peran para tokoh pemimpin informal
sebagai figur panutan masyarakat semakin merosot dan semakin
ditinggalkan oleh pengikutnya. Hal ini sesungguhnya menunjukkan bahwa
pemberdayaan para tokoh pemimpin informal semakin dibutuhkan guna
mencegah konflik sosial dalam rangka meningkatkan Ketahanan Nasional.
Para tokoh pemimpin informal seharusnya dapat berpartisipasi aktif
secara optimal dalam mendidik individu maupun masyarakat untuk menjadi
masyarakat yang lebih terbuka, toleran, dan tidak diskriminatif. Mereka
adalah individu-individu yang memiliki fungsi strategis dalam
pengembangan masyarakat, mengingat di dalam diri pemimpin informal

