Page 11 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 11
BAB III
PERAN TOKOH PEMIMPIN INFORMAL SAAT INI
11. Umum
Salah satu agenda utama Reformasi yang telah diselenggarakan
sampai saat ini adalah proses desentralisasi atau dikenal pula dengan
sebutan Otonomi Daerah. Melalui sistem desentralisasi, terjadi penguatan
kewenangan pemerintah daerah untuk menata dan mengatur
pembangunan di daerahnya masing-masing. Namun demikian, peran
pemerintah daerah masih belum mampu menyelesaikan kompleksitas
persoalan di daerah otonom. Pemerintah Daerah yang notabene
direpresentasikan oleh para pemimpin formal masih dihadapkan pada
berbagai persoalan, seperti: bencana alam, meningkatnya masalah
kemiskinan, kesenjangan ekonomi, apatisme masyarakat terhadap
pemeliharaan lingkungan hidup, melunturnya nilai-nilai kemasyarakatan,
ataupun melemahnya peran dan fungsi pranata sosial.
Akumulasi dari berbagai persoalan di atas akhirnya terwujud dalam
bentuk kerusuhan atau konflik sosial. Hal ini diperkuat dengan data bahwa
konflik sosial di '2013 naik 23,7 persen dibanding 2012. Berdasarkan
catatan Indonesia’s Police Watch (IPW), sepanjang tahun 2013 terjadi 153
konflik sosial di Indonesia, baik berupa tawuran, bentrokan massa, maupun
kerusuhan sosial. Akibatnya, 203 orang tewas, 361 luka, 483 rumah
dirusak dan 173 bangunan lainnya dibakar. Kondisi ini meningkat jika
dibandingkan pada tahun sebelumnya, yang mengakibatkan korban 154
orang tewas dan 217 luka. Dari jumlah itu 1 TNI tewas, 2 Brimob tewas, 6
TNI luka, dan 6 polisi luka.22
Merujuk pada kondisi tersebut, maka pada bagian selanjutnya akan
dibahas lebih jauh mengenai Kondisi Pemberdayaan Peran Tokoh
Pemimpin Informal Saat Ini, Implikasinya terhadap Konflik Sosial dan
terhadap Ketahanan Nasional, serta Pokok-pokok Persoalan yang
22 Zulhidayat Siregar, 2014, 203 Orang Tewas di Tahun 2013 , Konflik Sosial 2014 Perlu
Diantisipasi, htto://www, rmol.co/read/2014/01 /02/138452/203-Orana-Tewas-di-Tahun-
2013-.-Konflik-Sosial-2014-Perlu-Diantisipasi- Diakses pada 19 Agustus 2014 pukul 23.15
25

