Page 12 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 12
26
Ditemukan terkait dengan Pemberdayaan Peran Tokoh Pemimpin Informal
Guna Mencegah Konflik Sosial Dalam Rangka Meningkatkan Ketahanan
Nasional.
12. Kondisi Pemberdayaan Peran Tokoh Pemimpin Informal Saat ini.
Berbagai pendapat dari para pakar menyatakan bahwa saat ini akar
konflik atau kekerasan yang ada di Indonesia dapat dibedakan menjadi 2
(dua), yaitu konflik horizontal dan konflik vertikal. Konflik horizontal adalah
konflik antar sesama masyarakat (seperti garis horizontal yang sejajar),
sedangkan konflik vertikal adalah konflik antara penguasa dan
rakyat/masyarakat (seperti garis vertikal yang tegak lurus). Kedua akar
konflik tersebut setidaknya bersumber dari banyak muara yakni masalah-
masalah sosial yang melatarbelakanginya, seperti ketidakadilan,
kemiskinan, kesenjangan sosial, konflik agama dan etnis, serta perbedaan
pandangan politik.
Ketika konflik horizontal terjadi, konflik vertikal memberikan api. Dan
saat konflik horizontal terjadi, elit-elit memanfaatkannya, demikian
seterusnya. Berdasarkan catatan sejarah, konflik horizontal yang terjadi di
Indonesia sering disebabkan dan bernuanasa SARA (Suku, Agama, Ras
dan Antar golongan). Konflik yang terjadi di Ambon dan Poso merefleksikan
hal tersebut. Potensi konflik sosial bernuansa lebih dimungkin terjadi
karena kondisi masyarakat Indonesia yang heterogen dan pluralis, dan
apalagi kini telah mereka tengah berada dalam euphoria kebebasan serta
transisi demokrasi.
Perlu dipahami bahwa aktor demokrasi dalam suatu tatanan
masyarakat tidak hanya dibatasi oleh tiga institusi seperti yang
dikemukakan oleh filsuf Montesqieu (eksekutif, legislatif dan yudikatif).
Sebab mengandalkan sistem ini tanpa memberikan porsi tepat bagi para
pemimpin informal, maka nantinya sistem yang dibangun bisa jadi akan
mengalami kendala berat. Seiring berjalannya waktu, peran para tokoh
pemimpin informal turut mengalami perubahan di era demokratisasi.
Dinamika politik pada masa reformasi telah banyak memunculkan
tokoh-tokoh politik, tetapi belum tentu mereka bisa menjadi tokoh pemimpin

