Page 9 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 9
11
BAB II
LANDASAN PEMIKIRAN
6. Umum.
Dalam era Globalisasi dan era reformasi ini kembali dimunculkan
pandangan bahwa kemajemukan adalah landasan Integrasi Nasional yang
sesungguhnya selalu berhadapan dengan TAHG (tantangan, ancaman,
hambatan dan gangguan) baik dari dalam maupun dari luar negeri, terlebih
dengan kemajuan IPTEK (Teknoloi Informasi dan telekomunikasi) yang
sangat berpengaruh kepada kehidupan masyarakat, berbangsa dan
bernegara. Tetapi, sekali lagi, paradigma baru pasca reformasi 1998 ini tetap
mengalami berbagai ujian berat. Konflik-konflik bernuansa SARA masih pecah
dimana-mana, skala dan intensitas yang berbeda-beda serta masih adanya
kelompok garis keras radikalisme serta aksi-aksi terorisme yang mewarnai
kehidupan bangsa Indonesia. Hal ini dapat diakses dan diketahui dengan
cepatnya dikarenakan teknologi dan informasi yang sangat dinamis.
Tejadinya konflik sosial dalam kehidupan masyarakat, terutama yang
dipicu oleh berbagai kepentingan serta kondisi seperti: ketidak-adilan,
kesenjangan ekonomi, kemiskinan, pengangguran, kepentingan (politik), hal ini
merupakan ladang subur bagi Teroris, terlebih sikap dan perilaku masyarakat di
perkotaan yang padat penduduknya sudah tidak peduli dan peka terhadap
perubahan lingkungan, sifat egoisme, materialistik, apatis, kurang peduli
dengan lingkungan sekitarnya, konflik kepentingan kelompok atau
golongannya, sehingga sangat rentan dan terbuka terhadap ancaman
terorisme dan berdampak kepada rapuhnya Persatuan dan Kesatuan bangsa
dan pada gilirannya terpengaruh terhadap Ketahanan Nasional.
Lemahnya Kewaspadaan Nasional terhadap terorisme saat ini, adalah
merupakan permasalahan pokok yang dapat mempengaruhi ketahanan
nasional dan suksesnya pembangunan nasional, oleh karena itu diperlukan
solusi dengan berorientasi pada dasar pemikiran yang komperhensif-integral
dan berpedoman pada paradigma nasional. Kewaspadaan Nasional pada
dasarnya memiliki aspek kualitas kesiapan bangsa dan kualitas kesiagaan

