Page 5 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 5
kegiatan pengolahan dan pemumian. Selain itu menekankan kembali
kegiatan pengelolaan, mulai dan awal kegiatan sampai pada tahapan
pengusahaan pertambangan yang meliputi: tahap survei dan
penyeiidikan umum, tahap eksplorasi, tahap eksploitasi, dan tahap
pengolahan. Usaha pertambangan dikelompokkan atas
pertambangan mineral dan pertambanqan batubara, dimana
pertambangan mineral digolongkan atas: a. pertambangan mineral
radioaktif; b. pertambangan mineral logam; c. pertambangan mineral
bukan logam; dan d. pertambangan batuan.
f. Peraturan Menteri ESDM Nomor 7 Tahun 2012 Tentang
Peningkatan Nilai Tambah Mineral Melalui kegiatan Pengolahan
dan Pemumian Mineral
Peraturan Menteri ini adalah kebijakan sebagai upaya untuk
mendorong percepatan peningkatan nilai tambah mineral melalui
tambahan tahapan pengolahan dan pemumian, sehingga pada tahun
2014 perusahaan pertambangan benar-benar telah siap
beroperasinya dengan unit pengolahan dan pemumian sesuai yang
diamanatkan dalam UU nomor 4 tahun 2009.
9. Landasan Teori
a. Teori Lempeng Tektonik
Teori Lempeng Tektonik berasal dari Hipotesis Pergeseran Benua
(continental drift) yang dikemukakan Alfred Wegener tahun 191212)
dan dikembangkan lagi dalam bukunya The Origin o f Continents and
Oceans terbitan tahun 1915. la mengemukakan bahwa benua-benua
yang sekarang ada, dahulunya menyatu dan sating bergerak menjauh
sehingga saling terpisah. Penelitian tentang dasar laut dalam, dalam
geologi kelautan yang berkembang pesat pada tahun 1960-an
memegang peranan penting dalam pengembangan teori ini. Sejalan
dengan itu, teori lempeng tektonik juga dikembangkan pada akhir
1960-an dan telah diterima secara cukup universal di semua disiplin
Wegener, Afred Lothar (2011). Then Origin of Continents and Ocean. Dover Publication.
19

