Page 12 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 12

26

 karena berobat itu mahal. Kedua keadaan ini dapat menyebabkan orang miskin
 menjadi lebih miskin lagi, atau juga dapat menjadikan seseorang dari kelompok
ekonomi sedang jatuh miskin. Bayangkan saja, biaya berobat seorang penderita
penyakit jantung pada saat ini adalah sebesar Rp, 35-75 juta kalau mau
dikateterisasi (ring), atau operasi jantung sebesar Rp. 250 juta. Biaya ini besar
sekali bagi seseorang yang umumnya bergaji Rp. 5 juta/sebulan, bila tidak
mempunyai asuransi kesehatan. Oleh karena itu pada saat krisis ekonomi 1997
Pemerintah mengambil langkah untuk mengatasi dampak krisi pada kehidupan
bangsa dengan melindungi orang miskin dengan program Jaring Pengaman Sosial
Bidang Kesehatan (JPSBK) didanai dari pinjaman ADB sebesar US$ 300 juta untuk
masa lima tahun, dimana salah satunya adalah dengan program pemberian dana
ke Puskesmas, yang kemudian diteruskan kepada bidan di desa untuk menangani
ibu hamil berisiko tinggi, pembelian vaksin, dan pemberian jaminan kesehatan.
Tujuan program ini adalah memberikan perlindungan terhadap masyarakat miskin
terhadap penyakit yang mendadak dengan pelayanan kesehatan komprehensif
yang paling mendasar. Program ini kemudian berkembang dalam cakupan dan
manfaat jaminannya dengan di tetapkan Program Jaminan Kesehatan Bagi
Masyarakat Miskin (PJKMM) atau yang lebih dikenal sebagai AskesKin, yang
dikelola oleh PT ASKES pada tahun 2005. Dalam program ini semua orang miskin
dan yang tidak mampu di biayai oleh askeskin. Bagi orang miskin diberikan kartu,
sedangkan bagi yang tidak mampu mendapatkan surat keterangan tidak mampu
(SKTM). Namun karena ada masalah dalam pengelolaanya. Setelah berlangsung 2
tahun Askeskin berhutang 1 triliun lebih kepada Rumah Sakit, hutang ini timbul
karena PT Askes mengelolanya dengan cara yang sangat berbeda dengan harapan
Pemerintah. Selain itu beban SKTM besar sekali, karena pesertanya tidak terbatas.
Pemerintah mengambil alih pengelolaannya, dari PT Askes, namanya diubah
menjadi Jaminan Kesehatan Masyarakat(Jamkesmas). Jamkesmas mencakup
populasi sebesar 76,4 juta. Keluhan dalam pelaksanaan Jamkesmas masih
banyak, terutama pada awal peluncuran dikaitkan dengan panjangnya proses
birokrasi. Namun masalah yang plaing banyak hingga kini sulit diatasi adalah
masalah kepesertaan. Kepesertaan dalam Jaminan Kesehatan Masyarakat
   7   8   9   10   11   12   13   14   15   16   17