Page 16 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 16
56
ditentukan oleh tidak digunakannya kekuatan militer yang
digelar {passive use of force), maka keberhasilan strategi
penindakan sangat ditentukan dengan penggunaan kekuatan
militer untuk menghancurkan lawan {active use o f force).
Untuk melakukan ketiga strategi dasar teTsebut Kementerian
Pertahanan harus mengembangkan postur pertahanan yang dapat
menjalankan empat fungsi dasar militer, yaitu fungsi tempur, fungsi
dukungan tempur, fungsi dukungan fasilitas tempur, dan fungsi
nontempur. Keempat fungsi itu dijabarkan lebih lanjut dalam doktrin-
doktrin militer. Doktrin militer itu menghadirkan prinsip-prinsip dasar
yang dijadikan panduan otoritatif untuk menggelar dan
menggunakan kekuatan TNI. Doktrin militer tersebut
dioperasionalkan minimal untuk empat jenis doktrin: doktrin operasi
gabungan, doktrin angkatan darat, doktrin angkatan laut, dan doktrin
angkatan udara.
b. Meningkatnya Kondisi dan Jumlah Alutsista
Indonesia merupakan negara kepulauan yang besar dengan
jumlah penduduk yang banyak serta kondisi geopolitik berada di dua
persimpangan samudra, yaitu Samudra Hindia dan Samudra Pasifik
serta dua benua, yakni Benua Asia dan Australia. Negara lain akan
menghargai kedaulatan Indonesia jika pertahanan kita kuat.
Perkembangan pengadaan alutsista TNI mulai tahun 2012
bisa disebut masuk musim panen raya sampai tahun 2014. Tahun
2012 sudah menerima empat pesawat coin {counter insurgency)
Super Tucano buatan Brazil dari yang dipesan satu skuadron (16
unit), dan sudah menerima 2 KCR (Kapal Cepat Rudal) dari enam
yang dipesan buatan galangan kapal dalam negeri di Batam. Tank
berat Leopard juga sudah di ambang pintu dengan pesanan 100 unit
bersama 50 uni tank medium Marder buatan Jerman. Di samping itu,
kedatangan MLRS (Multi Launcer Rocket System) Astross II dari
Brazil untuk kebutuhan dua batalion, satu unit kendaraan
peluncumya, serta Howitzer Caesar buatan Prancis untuk kebutuhan

