Page 11 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 11
51
Republik Indonesia, khususnya di wilayah perbatasan dengan negara lain,
wilayah rawan konflik, pulau-pulau terluar, dan wilayah-wilayah yang mungkin
rawan menimbulkan ancaman baik oleh pihak dalam maupun luar. Kebutuhan
pengadaan alutsista dirasa mendesak dengan berbagai keadaan yang timbul
belakangan ini, seperti konflik Sipadan Ligitan, tentara laut Malaysia yang
berulang kali melewati batas kedaulatan Negara Kesatuan Republik
Indonesia, gerakan separatis Papua Merdeka, dan sebagainya.
21. Kondisi Implementasi Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002
guna Membangun Kemampuan Alutsista yang Diharapkan
Seperti yang telah diuraikan pada bab sebelumnya bahwa menurut
berbagai literatur yang berkembang belakangan ini kekuatan militer
sebagai suatu tingkat keluaran dari kekuatan nasional. Pemahaman
tersebut didasarkan pada suatu premis bahwa organisasi TNI harus
mendapatkan dukungan alokasi sumber daya nasional dan mentrasformasi
somber daya tersebut menjadi suatu kemampuan perang yang spesifik.
Proses transformasi pertahanan ini menjadi indikator utama untuk
mengukur efektivitas negara dalam mengupayakan terjadinya efisiensi
penggunaan sumber daya nasional di sektor pertahanan negara. Oleh
karena itu, kerangka logis yang dipergunakan untuk mengukur efektivitas
tersebut harus dikaitkan dengan kemampuan konversi sumber daya
nasional menjadi suatu instrumen kekuatan bersenjata yang efektif.
Di samping itu, berbagai kajian tentang analisis dinamika lingkungan
strategis, khususnya yang dilakukan oleh TNI, menunjukkan bahwa
ancaman akan termanifestasi dalam tiga jenis konflik berikut. Pertama,
konflik-konflik antamegara yang terutama mengancam kedaulatan tentorial
Indonesia. Manifestasi konflik ini adalah invasi militer dari negara lain.
Kedua, konflik-konflik internal yang diidentifikasi sebagai gerakan separatis
bersenjata, konflik komunal, dan kerusuhan sosial yang melibatkan
kekerasan bersenjata. Ketiga, konflik-konflik transnasional baik yang
memiliki motivasi politik seperti terorisme maupun konflik yang terkait
dengan motivasi ekonomi seperti penyelundupan, perdagangan gelap obat-
obat terlarang, serta pembajakan dan perompakan laut. Konflik-konflik itu

