Page 15 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 15
55
1) Strategi Defensif merupakan bentuk gelar kekuatan
pertahanan untuk menahan serangan militer dan mengurangi
tingkat kerusakan yang terjadi saat serangan militer dilakukan.
Operasi militer yang dilakukan beradarkan strategi defensif ini
dapat berupa operasi serangan balasan (second strike) atau
strategi ofensif (first strike). Operasi serangan balasan
dilakukan terutama untuk memukul mundur pasukan lawan
yang telah melancarkan agresi militer ke wilayah negara.
Operasi ofensif digelar dalam bentuk serangan preemptif atau
serangan preventif. Serangan preemptif dilakukan saat suatu
negara mendapatkan informasi intelijen strategis tentang
adanya kemampuan dan intensi nyata dari negara lain untuk
segera melakukan agresi militer.
2) Strategi Penangkalan merupakan pergelaran
kekuatan militer untuk mencegah lawan melakukan tindakan
yang tidak diinginkan. Strategi penangkalan dilakukan dengan
cara memberikan ancaman militer nyata yang didukung oleh
kemampuan militer yang signifikan melakukan ancaman
tersebut. Dengan demikian, strategi penangkalan merupakan
pergelaran kekuatan militer masa damai yang tingkat
keberhasilannya akan sangat tergantung dari dua faktor: (1)
perimbangan kekuatan (balance of power) kuantitatif
antarnegara yang berhadap-hadapan, (2) kualitas
perimbangan kekuatan yang dilihat—teknologi militer yang
digelar lebih bersifat ofensif atau defensif.
3) Strategi Penindakan. Strategi ini kali pertama
diperkenalkan oleh Thomas C. Schelling (1966) dalam Arms
and Influence yang mendefinisikan penindakan sebagai uthe
deployment of military force so as to be able either to stop
adversaries from doing something that they have already
undertaken or to get them to do something that they have not
yet undertaken”. Jika keberhasilan strategi penangkalan

