Page 4 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 4

34

           pemerintahan, serta dampaknya terhadap kesejahteraan
           masyarakat;
       3. Mengidentifikasi masalah-masalah yang terjadi dalam masa
           pemekaran daerah, khususnya dalam aspek ekonomi, keuangan
           pemerintah, pelayanan publik dan aparatur pemerintahan; dan
       4. Merumuskan rekomendasi kebijakan berkaitan dengan pemekaran
           daerah.

               Terdapat dua hal penting yang dijadikan perbandingan dalam
      studi ini berkaitan dengan evaluasi pemekaran daerah. Yang pertama
      adalah sejauh mana aparatur daerah yang baru terbentuk tersebut
      menggunakan ‘input’ semaksimal mungkin dalam rangka peningkatan
      kesejahteraan masyarakat. Kedua, seberapa besar ‘output yang
      diterima oleh daerah dan masyarakat, baik sebagai dampak langsung
      pemekaran daerah maupun melalui perubahan sistem pemerintahan
      daerah.14

               Hasil dari studi pemekaran daerah ini menunjukkan temuan
      yang patut untuk diperhatikan dari masing-masing aspek yang
      dianalisis. Tim studi menyimpulkan secara umum bahwa pemerintah
      pusat dan pemerintah daerah mulai melangkah dengan perbedaan
      persepsi terhadap maksud dan tujuan serta proses pemekaran
      daerah. Pemerintah pusat, ketika merumuskan PP 129/2000
      berkeinginan untuk mencari daerah otonom baru yang memang dapat
      berdiri sendiri dan mandiri. Oleh karena itu disusunlah seperangkat
      indikator yang pada hakekatnya berupaya mengidentifikasi
      kemampuan calon daerah otonom baru. Namun dari sisi lain,
      pemerintah daerah memiliki pandangan yang berbeda, dengan
      melihat pemekaran daerah sebagai upaya untuk secara cepat keluar
      dari kondisi keterpurukan ekonomi. Secara umum, daerah otonom
      baru ternyata tidak berada dalam kondisi awal yang lebih baik
      dibandingkan daerah induk atau daerah kontrol. Bahkan evaluasi

14 Ibid, hal v
   1   2   3   4   5   6   7   8   9