Page 15 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 15
35
utama, misalnya : ketidakadilan proses hukum paska konflik massal, sengketa hak
perdata paska konflik, keinginan balas dendam terhadap lawan dan sebagainya.45
Di tengah-tengah masih langkanya upaya soft measures dalam penyelesaian
akar masalah terorisme di Indonesia, Polri melakukan inovasi dengan melakukan
pendekatan terhadap anggota jaringan terorisme yang telah terekspose faham
radikal.46 Tujuan utama program ini sebenarnya adalah untuk membuat anggota
jaringan menjadi kooperatif sehingga akan mempermudah penyidikan dan
penyelidikan dengan harapan mereka akan memberikan informasi yang benar dalam
pembuktian proses hukum dan membantu mengungkap sisa-sisa jaringan terorisme.
Suatu tim khusus yang terdiri dari perwira yang berpengalaman dalam penanganan
jaringan Islamis radikal ditunjuk untuk melakukan tugas ini. Tim ini mendekati
individu tertentu dalam jaringan dengan berbagai teknik pendekatan, termasuk
membantu ekonomi keluarganya. Setelah beberapa bulan dilakukan ternyata
hasilnya cukup menjanjikan. Sejumlah pelaku tindak pidana terorisme yang didekati
ternyata sikapnya berubah terhadap petugas polisi. Mereka cukup kooperatif
memberikan informasi tentang alat bukti penyidikan, jaringan/kelom pok mereka dan
bahkan ada informasi yang mengarah kepada penangkapan rekannya. Ada pula
anggota senior jaringan yang membuat buku berisi tentang pengalamannya dan
menyesali aksi kekerasan yang mengakibatkan jatuhnya korban sipil.
Kegiatan dialog yang didahului dengan proses membangun kepercayaan
antara individu jaringan terorisme dan personil polisi dirasakan amat penting. Dialog
ini juga memiliki unsur konseling bagi tahanan kasus terorisme sehingga dengan
kegiatan ini dapat dibentuk interaksi yang lebih positif dan terbuka antara pelaku dan
petugas polisi. Pada kenyataannya hasil yang diperoleh dari inovasi pendekatan
lunak terhadap para personil anggota jaringan terorism e melebihi dari yang
diharapkan. Awalnya mereka hanya ditargetkan untuk kooperatif dan setidaknya
mau berdialog dengan polisi, namun malah menghasilkan seuatu yang lebih baik
yaitu berubahnya pemahaman radikal sebagian dari mereka menjadi lebih moderat.
45Karnavian, M uham m ad Tito dkk. 2008. Indonesian Top Secret: Membongkar Konflik Poso. Jakarta.
Gramedia Pustaka Utama. Hal. 8-22. Buku ini sudah terdapat di National Library Australia, lihat
http://catalogue.nla.gov.au/Record/4398609
^Karnavian, M uham m ad Tito. 2-3 N ovem ber 2009. Indonesian Soft Approach in Countering
Terrorism. Makalah disampaikan pada CENS-W ISI Workshop on Radicalisation and De-radicalisation :
Global Lessons Learned. Singapura. Hotel M arina M andarin. Lihat
http://www.rsis.edu.sg/cens/events/RAD__speakers.htm

