Page 16 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 16

30

Namun memperhatikan kondisi cinta bahari bangsa

Indonesia saat ini terlihat gambaran yang memprihatinkan.

Konsekuensi jati diri bangsa Nusantara tidak disertai dengan

kesadaran dan kapasitas yang sepadan dengan konsep

negara kepulauan (Nusantara) yang merupakan anugerah

luar biasa Tuhan Yang Maha Penyayang12. Berbagai rencana

di bidang kelautan dan kemaritiman dibuat dan dideklarasikan

namun kelembagaan kelautan, pembangunan perekonomian

maritim dan pembangunan sumber daya manusia belum

dijadikan arus utama pembangunan nasional, karena masih

didominasi oleh persepsi dan kepentingan daratan semata.

Apabila hal tersebut tidak dapat diatasi, akan berdampak

terhadap upaya membangun cinta bahari generasi muda,

yang pada akhirnya menjadi hambatan bagi upaya

memperkokoh Ketahanan Nasional.

3) Aspek Sumber Kekayaan Alam.   Panjang pantai

Indonesia seluas 81.000 km (kedua terpanjang di dunia

setelah Kanada) merupakan wilayah pesisir dengan

ekosistem yang secara biologis sangat kaya dengan tingkat

keanekaragaman hayati yang tinggi. Secara metereologis,

perairan Nusantara menyimpan berbagai data metrologi

maritim yang amat vital dalam menentukan tingkat akurasi

perkiraan iklim global. Di perairan Indonesia terdapat gejala

alam yang dinamakan Arus Laut Indonesia (Arlindo) atau the

Indonesian throughflow yaitu arus laut besar yang permanen

masuk ke perairan Nusantara dari Samudera Pasifik yang

mempunyai pengaruh besar pada pola migrasi dan

pembiakan ikan pelagis yang bemilai ekonomi tinggi.

Wilayah perairan Indonesia memberikan akses pada

sumber daya alam seperti ikan, terumbu karang dengan

kekayaan biologi yang bemilai ekonomi tinggi, wilayah wisata

12 Indonesia dan Visi Negara Maritim http://www.bunyu-online.com/2009/09/indonesia-dan-
visi-negara-maritim.html, bunyu Online - Kalimantan Timur, Senin, 28 September 2009,
Diakses pada tanggal 7 Mei 2011
   11   12   13   14   15   16   17   18