Page 11 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 11
25
perilaku pemuda Indonesia pada berbagai tahap sejarah perjuangan
bangsa seperti pada jaman kerajaan Sriwijaya, Majapahit, dan
kepeloporan Deklarasi Djuanda, perlu dibangkitkan dan ditingkatkan
kembali, sesuai dengan perkembangan situasi dan kondisi era
globalisasi. Sikap dan perilaku kepeloporan, keterbukaan,
kebersamaan, dan komitmen yang kuat kepada bangsa dan negara
bukanlah sesuatu yang baru bagi generasi muda Indonesia. Namun
di dalam era pembangunan abad ke 21 ini, kepeloporan generasi
muda dihadapkan dengan tantangan, ancaman, hambatan maupun
gangguan yang sangat kompleks dalam upaya mewujudkan
integritas bangsa dan negara maritim. Hal ini dilihat dan fakta hasil
pemberdayaan potensi maritim Indonesia yang masih banyak
tergantung dengan pihak asing baik dalam bidang perhubungan laut,
pengelolaan sumber daya alam di laut maupun dalam realisasi
kekuatan dan kemampuan pertahanan dan keamanan.
c. Semangat Persatuan dan Kesatuan Bangsa. Di masa
transisi ke arah demokratisasi sesuai dengan tuntutan reformasi saat
ini, potensi konflik antar kelompok/golongan dalam masyarakat
sangatlah besar. Perbedaan pendapat yang justru adalah esensi dari
demokrasi malah merupakan potensi konflik yang serius apabila
salah satu pihak berkeras dalam mempertahankan pendiriannya
sementara pihak yang lain berkeras memaksakan kehendaknya.
Dalam hal ini, sebenamya cara yang terbaik untuk mengatasi
perbedaan pendapat adalah musyawarah untuk mufakat. Namun
cara yang sesungguhnya merupakan ciri khas budaya bangsa
Indonesia itu tampaknya sudah dianggap kuno atau tidak sesuai lagi
di era reformasi ini.
Salah satu dampak buruk dari reformasi adalah memudamya
semangat nasionalisme dan kecintaan pada negara, termasuk
didalamnya kecintaan terhadap bahari. Perbedaan pendapat antar
golongan atau ketidaksetujuan dengan kebijakan pemerintah adalah
suatu hal yang wajar dalam suatu sistem politik yang demokratis.
Namun berbagai tindakan anarkis, konflik SARA dan separatisme

