Page 6 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 6
Bab II
Landasan Pemikiran
6. Umum.
Bila ditilik dari sejarah bangsa Indonesia, semangat kemerdekaan dan
nasionalisme dicetuskan oleh kalangan berpendidikan yang tersebar di seiuruh
wilayah Indonesia. Para pendahulu tersebut memiliki kemampuan berpikir kritis
menganalisis situasi politik, ekonomi, sosial, dan budaya yang tidak menguntungkan
Indonesia sebagai sebuah bangsa serta berani bertindak keluar dari penjajahan
dengan pemikiran dan strategi yang matang baik secara diplomasi maupun
perjuangan fisik.
Semangat tersebut yang kemudian secara memprihatinkan mulai pudar di
kalangan pendidikan (akademisi) secara kolektif saat ini. Para siswa dan mahasiswa
cenderung hanya mempelajari yang diberikan oleh pengajar, mengikuti ujian, dan
mendapatkan hasil berupa nilai. Para pengajar pun cenderung menggunakan
metode yang bersifat searah sehingga para siswa dan mahasiswa menjadi pasif
dalam kegiatan belajar-mengajar. Sebagian besar pengajar belum memiliki
kemampuan dan kemauan untuk mengembangkan diri untuk secara
berkesinambungan memperbaharui bahan ajar dan pola mengajar. Sikap tersebut
yang kemudian menjadikan lulusan Pendidikan Menengah maupun Tinggi
cenderung kurang mampu berpikir kritis untuk memanfaatkan ilmu yang didapat
selama proses pendidikan kepada lingkungannya. Lulusan yang kemudian berkiprah
sebagai peneliti pun hanya sebagian kecil dari seiuruh peneliti di Indonesia yang
mampu mengembangkan hasil penelitiannya menjadi sebuah produk inovasi
sehingga mampu dimanfaatkan oleh masyarakat luas.
Dalam rangka memahami sistem inovasi dan pendidikan nasional secara utuh,
diperlukan pemahaman mengenai sistem Pendidikan Menengah dan Tinggi yang
ada di Indonesia, sistem inovasi, dan implikasinya terhadap hubungan Pemerintah
dan Pemerintahan Daerah di berbagai wilayah di Indonesia.
6
