Page 15 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 15
29
beralih kepihak asing masih saja terjadi. Hal ini menunjukkan masih
lemahnya pemahaman aparatur pemerintah daerah terhadap konsepsi
Tannas dan belum optimalnya sinergitas pemerintah pusat dan daerah
serta antar daerah dalam mempertahankan wilayah geografi Indonesia.
b. Aspek Demografi. Masyarakat Indonesia yang majemuk
dengan jumlah penduduk yang sebagian besar kualitasnya masih
rendah dan hidup dalam keadaan miskin merupakan kendala yang
serius. Berdasarkan data BPS yang telah melakukan sensus penduduk
secara nasional pada tahun 2010 diperkirakan telah mencapai ± 237
juta jiwa, terdiri dari 1.128 suku bangsa dengan laju pertumbuhan
penduduk sekitar 1,49% per tahun.12 Sebenarnya dengan jumlah
penduduk Indonesia yang besar, apabila SDM telah berkualitas, maka
tentu saja potensi ini dapat dimanfaatkan untuk mewujudkan tujuan
yang diharapkan dalam pelaksanaan pembangunan. Namun
mengingat aparatur pemerintah daerah masih kurang memahami
ketahanan nasional secara utuh, maka aspek keamanan dan
kesejahteraan yang menjadi harapan masyarakat dan menjadi kendala
bagi bangsa Indonesia dalam proses pembangunan nasional. Jumlah
penduduk yang besar jika diimbangi dengan kualitas yang baik adalah
aset bagi pembangunan nasional. Untuk itu, aspek demogfrafi belum
optimal diberdayakan aparatur pemerintah di daerah dalam
mewujudkan ketahanan pangan.
c. Aspek Sumber Kekayaan Alam. Ketidakmampuan aparatur
pemerintah di daerah menciptakan penyelenggaraan pemberdayaan
seluruh potensi negara termasuk stake holder berdampak pengelolaan
SKA yang tidak menguntungkan bagi bangsa dan negara. Hal ini
dikarenakan sumber daya alam semakin terbatas dihadapkan pada
kurangnya kesadaran dan pengawasan dalam menggunakan sumber
kekayaan alam secara efisien. Yang lebih parah lagi sumber kekayaan
alam ini malah menimbulkan potensi kerawanan karena terjadinya
pencurian berbagai kekayaan alam seperti Ilegal Loging, Illegal
12 Diakses dari http//www.indonesia.go.id.