Page 10 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 10

66

         Masalah utama dalam ketergantungan impor pangan adalah
dalam hal mutu pengelolaan negara, kebijakan impor merupakan
keputusan politik yang merugikan kemandiran bangsa. Solusi terpenting
adalah pertama, dengan segala risiko untuk merombak paradigma pola
pikir yang menyukai kebijakan impor pangan kepada kebijakan
mengurangi impor sekecil-kecilnya. Kemudian melakukan perombakan
struktural perekonomian dari anti agro menjadi pro agro. Kenapa?
Sebab perangkap pangan itu terjadi karena pertama, Indonesia
menempatkan sektor pangan sebagai produsen pangan murah,
pengendali inflasi, penjamin UMR/UMK rendah bagi industri dan
menjadi korban dari pembangunan. Kedua, adalah menghindari
kebijakan fiskal moneter yang memanjakan impor sekaligus membunuh
daya saing domestik. Ketiga, mengembangkan potensi domestik
dengan segala insentif dan proteksinya. Kesemuanya itu untuk
pencapaian kedaulatan, yang pada akhirnya akan mencapai tujuan
akhir, yaitu kemandirian bangsa.

    Ketika ketersedian dan keterjangkauan serta akses masyarakat
terhadap pangan tercapai, maka akan memberikan kontribusi positif
bagi kemandirian bangsa. Dikatakan demikian, oleh karena upaya
mewujudkan kemandirian bangsa salah satu bidang yang sangat
berpengaruh adalah menyangkut ketahanan pangan bagi masyarakat.
Dengan terpenuhinya pangan bagi rumah tangga yang tercermin dari
tersedianya pangan yang cukup, baik dari segi jumlah maupun
mutunya, aman dan merata serta terjangkau harganya dengan
menggunakan produk pangan lokal dan tidak tergantung kepada impor
pangan, maka kesemuanya itu berkontribusi bagi upaya mewujudkan
kemandirian bangsa. Apabila Indonesia sudah mandiri dalam bidang
pangan, maka niscaya masyarakat akan merasakan kesejahteraan, hal
ini selaras dengan cita-cita nasional bangsa yakni tercapainya
masyarakat adil dan makmur yang memiliki kemandirian serta
mewujudkan Ketahanan Nasional yang kokoh kuat.
   5   6   7   8   9   10   11   12   13   14   15