Page 4 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 4
46
dan pengembangan, peningkatan lahan agrikultur, serta secara
berkesinambungan meningkatkan investasi publik dan swasta.
d. Akan berupaya untuk meneruskan praktik fair-trade dan mencapai
perdagangan beras regional yang sesuai dengan tata peraturan yang telah
disepakati.
Sebagai kelanjutan dari inisiatif tersebut, ASEAN menyusun ASEAN
Integrated Food Security (AlFS) Framework dan Strategic Plan of Action on Food
Security in the ASEAN Region (SPA-FS) untuk periode 2009-2013. Tujuan dari
penerbitan kerangka kerja tersebut adalah untuk memastikan ketahanan pangan
jangka panjang dan untuk memperbaiki taraf hidup para petani di wilayah ASEAN.
Untuk mencapai tujuan tersebut, SPA-FS memiliki beberapa sasaran, yaitu
meningkatkan produksi pangan, mengurangi kerugian pasca-panen,
mempromosikan pasar dan perdagangan yang kondusif bagi komoditas dan input
agrikultur, memastikan stabilitas pangan, mempromosikan ketersediaan dan
aksesibilitas input agrikultur, serta mengoperasionalisasikan tata bantuan pangan
regional.35
18. Pengaruh Perkembangan Nasional.
a. Geografi. Aspek geografi yang berkaitan secara langsung dengan
ketahanan pangan Indonesia adalah kondisi hutan dan lahan, serta upaya
dan kerusakan yang dialami oleh kedua aspek tersebut. Secara geografis,
Indonesia memiliki keanekaragaman tumbuhan dan hewan yang tinggi
sebagai dampak dari keadaan alam yang berbeda-beda dari satu pulau ke
pulau lain, dari satu wilayah ke wilayah lain di Indonesia. Sistem perpaduan
antara sumber daya hayati dan tempat hidupnya yang khas tersebut
menghasilkan ekosistem yang menampilkan kekhususan dalam jenis
kehidupan di dalamnya, termasuk bagi perkembangan varietas jenis
tanaman bahan pangan di Indonesia.
Namun demikian, keanekaragaman hayati tersebut saat ini tengah
mengalami penurunan kondisi yang cukup signifikan akibat laju kerusakan
35 ASEAN Integrated Food Security (AIFS) Framework dan Strategic Plan of Action on Food
Security in the ASEAN Region (SPA-FS) 2009-2013, hlm.2.