Page 3 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 3

33

kesatuan bangsa. Pengelolaan sumber kekayaan alam yang
memberikan dampak negatif terhadap lingkungan, dengan terjadinya
bencana, dapat menumbuhkembangkan rasa tidak puas dan tidak
percaya masyarakat terhadap pemerintah, yang dapat terpicu oleh
berbagai faktor sehingga melahirkan konflik vertikal khususnya
secara sosial dan poitik. Kondisi sosial dalam masyarakat yang
ditengarai memiliki sensitifitas tinggi terhadap isu SARA, memberi
kemungkinan yang besar terjadinya situasi konflik tersebut, dan
sekaligus merupakan salah satu indikator dari merapuhnya sendi-
sendi persatuan dan kesatuan bangsa.

          Penyelenggaraan otonomi daerah yang justru memunculkan
semangat kedaerahan yang menyimpang, serta dorongan-dorongan
untuk pemekaran wilayah dengan dalih kepentingan daerah, dapat
berimplikasi terhadap persatuan dan kesatuan bangsa. Kondisinya
berkenaan dengan dinamika implementasi otonomi daerah yang
realitasnya belum sepenuhnya mampu memberikan kesejahteraan
bagi masyarakat di daerah, bahkan diantaranya justru memperluas
kemiskinan dan kesenjangan sosial. Pada beberapa wilayah, isu
pro-kontra pemekaran daerah telah melahirkan konflik dalam
masyarakat yang mengganggu stabilitas serta menjadi pangkal dari
rapuhnya persatuan dan kesatuan bangsa di wilayah.

b. Implikasi terhadap Ketahanan Nasional.
          Pengelolaan wilayah dan kekuatan pendukungnya saat ini

masih belum optimal dalam mewujudkan pendayagunaannya bagi
pengembangan kekuatan nasional yang memberikan keuletan dan
ketangguhan bagi bangsa dalam menghadapi ancaman, gangguan,
hambatan dan tantangan (AGHT), serta menjamin identitas dan
integritas nasional. Pengelolaan yang dilakukan masih belum
mencerminkan pemanfaatannya untuk kepentingan kesejahteraan
dan sekaligus keamanan, mempertahankan pelestarian alam dan
lingkungan hidup yang layak dengan memperhatikan kearifan lokal.
   1   2   3   4   5   6   7   8