Page 12 - Perpustakaan Lemhannas RI

BAB III

KONDISI PENGELOLAAN
SUMBER DAYA PRODUKSI PERTANIAN PANGAN SAAT INI

11. Umum.

Pesatnya pertumbuhan jumlah penduduk mengakibatkan kebutuhan
pangan juga meningkat. Seberapa pun tingginya kebutuhan pangan,
pemerintah harus dapat menjamin ketersediaannya bagi masyarakat.
Karena pangan merupakan kebutuhan yang paling mendasar bagi setiap
individu untuk hidup. Bangsa Indonesia sebagian besar mengkonsumsi
makanan yang berasal dari produk pertanian, seperti beras, jagung, kedelai,
kacang, gula, tepung terigu, sayur, buah dan lain sebagainya, sehingga
pengelolaan sumber daya produksi pertanian pangan menjadi sangat
menentukan terhadap produktivitas pangan yang sangat dibutuhkan oleh
bangsa Indonesia. Bangsa Indonesia pernah berhasil menjadi negara
swasembada beras pada era pemerintahan orde baru, yaitu pada tahun
1984, bahkan pada saat itu mampu menyumbang 100.000 ton gabah yang
dikumpulkan secara gotong-royong dan sukarela oleh para petani Indonesia
untuk diteruskan kepada warga-warga yang mengalami kelaparan di
berbagai belahan dunia, khususnya di Afrika14. Namun saat ini yang terjadi
justru sebaliknya, Indonesia sudah mengimpor beras dari Thailand, Vietnam
dan India, bahkan untuk tahun 2012, Bulog sudah menandatangani
perjanjian impor beras dengan Myanmar.15 Padahal secara geografis
Indonesia memiliki iklim tropis yang hanya dua musim, yaitu musim kemarau
dan musim hujan, dimana pada kedua musim tersebut tidak terlalu
berpengaruh terhadap aktivitas pertanian untuk memproduksi pangan.
Selain itu Indonesia memiliki wilayah daratan yang sangat luas dan subur
untuk lahan pertanian. Dari kondisi ini menunjukan bahwa pengelolaan
sumber daya produksi pertanian pangan saat ini belum optimal. Apabila

14 Zulfikar Azis, 24 Februari 2008, Krisis Pangan Harus Segera Diakhiri, diunduh dari
http://zulfikaraziz.bloqspot.com/ pada tanggal 24 September 2012.
1b Republika CO.ID, 1 Februari 2012, Tak Cukup dari Thailand & Vietnam, RI Bakal Impor
Beras Myanmar, http://www.republika.co.id/berita/ekonomi/makro/12/02/01/lypiot-tak-cukup-
dari-thailand-vietnam-ri-bakal-impor-beras-myanmai|P

26