Page 4 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 4

20

 tiga kategori yaitu i Pertama, kegiatan sehubungan dengan
 Penguasaan Air/Sumbernya, Distribusi dan Alokasi Air, serta
 Drainase/ Pembuangannnya. Kedua, kegiatan sehubungan
 dengan bangunan air atau jaringannya dalam rangka
 mengontrol atau mengendalikan air seperti Planning dan
 Desain, Konstruksi, Operasi/Eksploitasi, dan Pemeliharaan.
 Ketiga, Kegiatan sehubungan dengan organisasi pengelola,
 untuk menangani masalah-masalah bangunan air dan melalui
 bangunan-bangunan tersebut dikendalikan airnya, seperti :
 Pembuat Keputusan, Mobilisasi Sumberdaya (tenaga dan
uang), Komunikasi, dan Penyelesaian Konflik.

4) Permodalan. Menurut Hermanto (1992), secara garis
besar sumber dana yang tersedia bagi masyarakat di
perdesaan dapat dikelompokkan menjadi: (1) sumberdana
yang berasal dari masyarakat, (2) kredit dari lembaga nonĀ­
formal, (3) kredit program pemerintah dan (4) kredit dari bank
swasta dan koperasiĀ® Dari keempat sumber tersebut,
umumnya petani memperoleh tambahan modal untuk
meningkatkan produktivitas usahataninya dengan
menerapkan teknologi yang ada. Hasil kajian Nurmanaf dkk,
(2006) menunjukkan bahwa bagi petani ternyata tidak mudah
untuk mengakses modal dari lembaga pembiayaan di sekitar
tempat tinggal mereka, akibat prosedur dan persyaratan yang
ketat (di lembaga formal) maupun tingkat suku bunga yang
sangat tinggi (di lembaga nonformal). Dari sisi ketersediaan
dana, secara teoritis sebetulnya lembaga perbankan formal
memiliki potensi besar untuk pembiayaan usaha pertanian.

5) Teknologi. Suhardiyono (1992) menyatakan bahwa
dalam menunjang pembangunan pertanian tidak terlepas dari
kemampuan petani dalam menerapkan teknologi secara
efektif dan penyuluh bertindak sebagai jembatan sekaligus
penghantar teknologi. Teknologi yang dimaksudkan adalah
teknologi pertanian yang berarti bagaimana cara penyebaran
   1   2   3   4   5   6   7   8   9