Page 10 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 10
b A b ill
KONDISI PEMBELAJARAN SEJARAH PERJUANGAN BANGSA
SAAT INI
i i . umum.
Setiap pemegang pemerintahan berusaha untuk membangun
penyamaan persepsi kepada seiurun warga masyarakatnya. Saian satunya
adalah dengan sebisa mungkin diterima keberadaannya secara sah. Asas
legalitas historis menjadi salah satu kekuatan yang tidak dapat dipandang
sebelah mata. Babad Tanah Jawa menjadi salah satu contoh pengambilan
legalitas keberadaan wangsa raja-raja di Tanah Jawa, yang menurut sumber
siisilah raja-raja Jawa bukan saja berasai dari orang-orang yang luar biasa,
bahkan juga keturunan dari dunia pewayangan, kenabian sampai dengan
para dewa. Belanda sebagai penguasa di wilayah yang sekarang disebut
Indonesia, juga sudah mengembangkan corak penulisan sejarahnya yang
menempatkan tokoh-tokoh dan pelaku utama dari sejarah adalah tokoh-tokoh
mereka, dengan pandangan yang disebut sebagai Netneriando-centris.
Kemudian pada masa pergerakan Indonesia, para tokoh pergerakan juga
menggunakan metafora, contoh, dan tokoh-tokoh bangsa seperti Gajahmada,
Diponegoro dan sebagainya yang dengan gagah berani mempersatukan
wilayah nusantara, berjuang membela kemerdekaan bangsa dari kolonial.
Corak penulisan Sejarah Indonesia yang bercorak Indonesia-centris
sebagai pengganti pendekatan sejarah sebelumnya, dikembangkan pada
masa Pemerintahan Orde Baru dengan menuliskan Sejarah Nasional
Indonesia (SNI) yang terdiri dari enam jilid, yang kemudian dijadikan sebagai
acuan utama dalam menyusun buku-buku sejarah pada sekolah di tingkat
dasar dan menengah. Sejak diguiirkan remormasi, pembelajaran sejarah,
utamanya orientasi kepada dinamika kemantapan pada peneguhan terhadap
negara dan bangsa bukan semakin menebal, malahan semakin lemah dan

