Page 3 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 3

29

 diperburuk oleh minimnya inovasi dalam pengolahan pangan lokal. Akibatnya,
 banyak masyarakat yang memilih beralih ke pangan global yang lebih menarik
 dalam segi pengemasan, inovasi rasa, varian bentuk, inovasi pengolahan dan
 juga karena produk pangan lokal yang kurang eyecatching. Walaupun ketika
 dilihat lebih jauh lagi, pangan global dan pangan lokal diolah dari bahan baku
 yang sama selain itu juga terkait dengan urusan distribusi pangan termasuk
 birokrasi kargo dan packaging-nya.

        Gambaran hubungan pangan lokal dan global ini senada dengan yang
 dikatakan oleh Dedi Fradiaz (2001) bahwa di Indonesia berkembang anggapan
 bahwa produk pangan luar negeri itu superior dibandingkan produk dalam negeri.
 Jika hal itu terus berlanjut tanpa ada upaya untuk menanggulanginya dan tanggap
awal, suatu saat akan kewalahan dan dapat menjadi ancaman bagi bangsa
 Indonesia. Untuk memberdayakan sumber daya lokal maka perlu melakukan
pendekatan ke arah waspada dengan gejala tersebut. Misalnya dengan
meningkatkan prestise, mutu, safety produk lokal supaya bisa bersaing dengan
produk luar. Hal ini perlunya penguatan diplomasi untuk meningkatkan kerjasama
yang akhirnya mereka merasa bahwa produk lokal Indonesia mampu bersaing
dengan produk luar, minimal mampu dijadikan alternatif pilihan pangan pokok
masyarakat yang sehat, bergizi dan aman dikonsumsi. Kondisi semacam ini
menjadi ancaman terhadap kondisi pangan lokal Indonesia terhadap ekspansi
pangan global yang menjamur dan meluas dengan perdagangan bebas.

       Sejalan dengan kondisi kewaspadaan yang kurang implementatif terhadap
ancaman ekspansi pangan global, dapat dipetakan empat kondisi dasar yang
merupakan gambaran memprihatinkan yang harus mendapatkan suatu perhatian
bagi perubahan. Kondisi saat ini yang terjadi adalah sebagai berikut:

       a. Belum optimalnya pengolahan dan pemasaran sumber pangan
lokal yang beragam dan berlimpah dengan jiwa serta semangat
nasionalisme tinggi, sehingga sumber pangan lokal belum dipersepsikan
dan dikelola secara maksimal sebagai jawaban dari persoalan ketahanan
pangan. Edukasi politik pangan, sistem pengelolaan pengetahuan baru, cara
medistribusikan masih menjadi fokus persoalan yang mendasar. Industri
makanan dan minuman merupakan industri penting dalam struktur industri
pengolahan non-migas Indonesia. Kontribusi Produk Domestik Bruto (PDB) sektor
   1   2   3   4   5   6   7   8