Page 8 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 8

48

  Indonesia yang terhitung besar tersebut secara otomatis akan
 meningkatkan kebutuhan energi nasional secara bertahap pada masa yang
 akan datang. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, dibutuhkan optimalisasi
 penggunaan energi sehingga masyarakat mendapatkan akses terhadap
 energi dengan harga terjangkau. Persebaran penduduk yang tidak merata
 di Indonesia juga menyebabkan sulitnya pemerataan infrastruktur energi,
 terutama energi listrik. Untuk daerah yang kepadatan penduduknya jarang,
 diperlukan sistem kelistrikan yang tidak terkoneksi secara besar, sehingga
 tidak efisien jika menggunakan pembangkit skala besar. Semakin besar
 sistem pembangkitan listrik, semakin efisien dalam penggunaannya. Untuk
 penggunaan skala kecil digunakan PLTD yang berbahan bakar BBM jenis
 diesel, yang biaya operasionalnya lebih mahal dibandingkan dengan bahan
 bakar jenis lain seperti batubara dan gas. Penggunaan PLTD di daerah
 terpencil bisa dipadukan dengan kegiatan ekonomi komunal untuk
 menutupi biaya operasional PLTD. Sebagai contoh, di salah satu desa
 dengan populasi sekitar 100 kepala keluarga (KK) di Kabupaten Kapuas
 Hulu, Provinsi Kalimantan Barat, masyarakat desa tersebut membuka
 kebun karet yang dipanen secara bergantian dan hasilnya di jual untuk
dibelikan bahan bakar diesel untuk operasional PLTD yang ada di desa
tersebut. Hal ini merupakan contoh desa mandiri energi (DME) dalam
bentuk yang berbeda dari yang selama ini kita pahami, yaitu DME yang
digerakkan oleh sumber energi lokal terutama sumber energi terbaaikan.
Sampai saat ini belum banyak program relokasi penduduk di suatu daerah.
Dengan adanya relokasi pemerintah lebih mudah dalam memberikan
fasilitas infrastruktur kepada masyarakat terutama infrastruktur energi.
Penduduk yang tersebar dan tidak bisa disatukan dalam program relokasi
penduduk, bisa diberi bantuan sistem kelistrikan berupa pembangkit listrik
tenaga surya (PLTS) yang tersebar dengan kapasitas 50-100 watt peak,
terutama untuk penerangan dimalam hari.

c. Sumber Kekayaan Alam (SKA). Dalam gatra Sumber Kekayaan
Alam (SKA), Indonesia mempunyai beragam sumberdaya energi mulai dari
minyak, gas, batubara, panas bumi (geothermal), hidro, angin dan
   3   4   5   6   7   8   9   10   11   12   13