Page 3 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 3
85
berkonflik. Setiap pihak yang berkonflik tentu memiliki sudut
pandang yang oerbeda dalam memandang sebuah permasalahan,
sehingga mereka memutuskan untuk mengambil jalan konflik
dibandingkan melakukan musyawarah untuk mufakat. Identifikasi
persepsi ini amat penting terkait dengan upaya melakukan counter
perseption yang akan dilakukan untuk mengimbangi cara pandang
para pihak yang berkonflik.
Kelima, ketika telah terjadi mobilisasi massa, maka harus
diidentifikasi apa yang memotivasi mereka sehingga mau
digerakkan oleh suatu kelompok tertentu. Identifikasi juga
bagaimana proses mempengaruhi massa tersebut dan bagaimana
pola penggerakan massanya. Tahapan ini amat penting dilakukan
dalam rangka mengantisipasi agar konflik tidak berkembang
menjadi lebih besar dan tidak dapat dikendalikan. Pola
penggerakan massa juga perlu dipelajari dalam rangka mencari titik
lemah untuk melakukan demobilisasi massa. Keenam, identifikasi
siapa yang dapat menjadi kontrol sosial di tengah interaksi
masyarakat suatu daerah. Bisanya tahapan ini terkait dengan
identifikasi tokoh-tokoh masyarakat atau sistem sosial-sistem sosial
yang dapat menjadi panutan atau pedoman bagi masyarakat dalam
menyelesaikan berbagai permasalahan sosial mereka. Identifikasi
pada tahapan ini harus mendalam sampai kepada seberapa besar
peran dan tingkat kepengaruhan para tokoh dan bagaimana sistem
sosial tersebut beroperasi menjadi penyeimbang dalam setiap
relasi yang terjadi di tengah masyarakat.
d. Strategi 4. Meningkatkan Kegiatan Deteksi Dini
Deteksi dini (early detection) merupakan suatu tindakan awal
dalam menemukan simpul-simpul permasalahan konflik secara
cepat, cermat, terukur dan tepat. Deteksi dini juga difungsikan
sebagai alat penyeimbang dan pengukur fenomena yang terjadi
mengacu kepada fakta di lapangan. Deteksi dini diemban oleh