Page 10 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 10
52
Peningkatan kewaspadaan tertiadap aksi terorisme terus dilakukan, karena
setiap saat bisa terjadi aksi terorisme yang mengganggu perekonomian
dan ketahahanan nasional. Aksi terorisme dapat melumpuhkan
perekonomian nasional. Sebagai contoh ketika terjadi serangan Bom Bali I
Tahun 2002, langsung berpengaruh kepada perekonomian rakyat di pulau
Bali. Perekonomian Bali lumpuh total karena turis tidak berani datang.
Demikian pula di Pusat perdagangan saham Jakarta. Indeks Harga Saham
Gabungan ( IHSG ) Jakarta, menderita kerugian 35 trilun rupiah pada
waktu itu. Ini menjadi bukti bahwa kejahatan terorisme, aksi terorisme
mampu mengganggu perekonomian nasional yang pada akhirnya juga
mengganggu ketahanan nasional.
Pemerintah harus meningkatkan pertumbuhan perekonomian
nasional. Bilamana masih banyak kantong-kantong kemiskinan diberbagai
wilayah di Indonesia, bisa dimanfaatkan kelompok teroris. Banyak kasus
terjadi kelompok teroris merekrut anggota masyarakat yang miskin dan
apatis menjadi pelakuk terorisme. Ini sangat berbahaya, karena kelompok
teroris menggunakan kemiskinan menjadi alat propaganda. Untuk
mengatasi pengaruh idiologi kelompok teroris ini, dapat dilakukan dengan
meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat.
g.Sosial Budaya.
Indonesia awalnya hidup berdampingan secara kekeluargaan
dengan warga masyarakat lainnya. Nilai-nilai kekeluargaan menjadi ciri-ciri
masyarakat Indonesia dan juga bersifat patemalistik. Masyarakat Indonesia
mendiami ribuan pulau, memiliki berbagai kebudayaan yang sangat
beragam. Kekayaan budaya ditandai dengan beragamnya seni budaya
tiap-tiap daerah. Ada sekitar 500 suku di Indonesia, dengan ciri-ciri
alamiah, yang semuanya menunjukkan kekayaan bangsa Indonesia.
Meskipun kebudayaan berbeda namun ada kesamaan pada umumnya
diantara ragam suku tersebut. Perbedaan kebudayaan yang mendiami satu
pulau dengan pulau yang lainnya sangat besar. Hal ini mebuat terdapatnya
perbedaan karakter masyarakatnya dengan sangat mencolok, seperti