Page 9 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 9

49

dilaksanakan oleh masyarakat bangsa Indonesia dan mengkristal menjadi suatu
rasa, faham dan semangat kebangsaan sebagaimana saat masa perjuangan
merebut kemerdekaan. Pemahaman bangsa Indonesia terhadap konsep dasar
yang merupakan batu bangun Wawasan nusantara tersebut hams merata mulai
dari pemuda yang ada di Sabang sampai dengan Merauke, hingga para pemimpin
harus memberi tauladan dalam kepemimpinannya dengan melaksanakan amanah
kepemimpinan dengan cara bertindak sesuai nilai-nilai yang terkandung dalam
konsepsi Wawasan nusantara. Pemerintah hams membentuk Lembaga
pemerintah selain Lemhannas Rl, yang akan mensosialisasikan konsep
Wawasan Nusantara kepada seluruh komponen bangsa serta memasukan materi
wawasan nusantara sebagai bagian kurikulum pendidikan nasio.nal sehingga
dapat memberi pemahaman tentang nilai-nilai luhur dan kearifan lokal dalam
berbangsa dan bernegara. Dengan demikian bangsa Indonesia dapat menyaring
nilai dan kaedah demokrasi yang sesuai dengan kearifan lokal yang merupakan
kristalisasi dari nilai-nilai Pancasila, diharapkan bangsa Indonesia benar-benar
memahami dan dapat melaksanakan dalam kehidupan bernegara sehingga dapat
terwujud mantapnya kehidupan demokrasi yang pada gilirannya dapat
meningkatkan ketahanan nasional.

          a. Konsep Bhineka Tunggal Ika.
                    Bhineka Tunggal Ika adalah semboyan pada lambang negara

          Republik Indonesia yang keberadaannya berdasarkan Peraturan
          Pemerintah Nomor 66 Tahun 1951, yang mengandung arti “beraneka tapi
         tetap satu” (Ensiklopedia Umum 1977). Semboyan tersebut, menurut
          Supomo, menggambarkan gagasan dasar, yaitu menghubungkan daerah-
          daerah dan suku-suku bangsa diseluruh Nusantara menjadi Kesatuan
          R ayaf S.T Munadjat D, 1982% Bila dimjuk pada asalnya, yaitu kitab
          Sutasoma yang ditulis oleh Empu Tantular pada abad XIV, temyata
          semboyan tersebut mempakan seloka yang menekankan pentingnya
          kemkunan antar umat dari agama yang berbeda pada waktu itu, yaitu
         Syiwa dan Budha. Dengan demikian, konsep Bhineka Tunggal ika yang
   4   5   6   7   8   9   10   11   12   13   14