Page 9 - Perpustakaan Lemhannas RI

59

yang meliputi wilayah Selat Malaka, Laut Natuna, Laut Sulawesi,
ALKI III (Timur) dan Laut Arafuru, untuk itu perlu perhitungan jumlah
unsur yang diperlukan sesuai teori perhitungan kekuatan. Adapun
perkiraan luas wilayah dan kebutuhan kapal patroli di daerah-daerah
rawan yang dipilih seperti dala Tabel 5.1.

NO FOCAL AREA LUAS WILAYAH JUMLAH KET
v ( Nm2)
1. Selat Malaka §§ KRI PESUD n
Z Laut Natuna ± 159.600
Z Laut Sulawesi ±119.900 5 - 10 2 -4
4. ALKI-III ±230.400 4- 8 2 -4
5 Laut Arafuru ± 57.600 7-14 3-6
± 150.700 2- 4 1-2
JUMLAH 5 - 10 2 -4

1B 10-20

Tabel 5.1. Luas wilayah strategis dan Kebutuhan kapal patroli dan Pesud.

Dari penggelaran yang diharapkan dapat disimpulkan, bahwa
kebutuhan kapal patroli untuk menggendalikan wilayah focal area
wilayah laut yurisdiksi nasional Indonesia membutuhkan sebanyak
23 Kapal dan 10 Pesud, merupakan kebutuhan minimal, untuk
maksimal dibuat 2 grup, menjadi 46 kapal dan 20 pesud, untuk
saling bergantian satu kelompok melaksanakan operasi/melaut satu
kelompok sandar melaksanakan bekal ulang logistik. Sedangkan
kebutuhan yang diperlukan sesuai employment cycle dikalikan 3,
menjadi 138 kapal patroli dan 60 pesud maritim, untuk memenuhi
1/3 operasi, 1/3 siap operasi dan 1/3 harkan dalam setahun.
Pengamanan laut yang diharapkan sekarang, 1/3 kekuatan dari
stakeholder sejumlah 81 Kapal, terdiri dari TN I AL 31 KRI dan 11
Pesud, dan dari focal area 50 kapal. Dengan jumlah unsur laut
sesuai perhitungan untuk mengisi focal area 46 unsur laut dan 20
pesud, untuk satu periode patroli (em pat bulan) sudah memenuhi
hanya pesud masih kurang 9 Pesud. Kemudian empat bulan
berikutnya bergantian dengan jumlah unsur dan waktu sama, dan
seterusnya selama satu tahun secara bergantian.