Page 9 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 9
23
berkonsultasi dengan semua pihak yang berkepentingan,
mempertimbangkan hasil penilaian risiko dan faktor-faktor lain yang
terkait dengan perlindungan kesehatan konsumen serta mendukung
perdagangan yang jujur, dan jika diperlukan memilih cara
pencegahan dan pengawasan yang tepat.
3) Risiko komunikasi (Risk Communication), yaitu pertukaran
informasi dan opini secara interaktif, terkait hasil penilaian analisis
risiko mengenai bahaya dan risiko, faktor-faktor terkait risiko dan
persepsi risiko, diantara para penilai risiko, manajer risiko,
konsumen, industri, komunitas akademik dan pihak lain yang
berkepentingan, termasuk penjelasan temuan hasil penilaian risiko
dan dasar penetapan manajemen risiko.
10. Tinjauan Pustaka.
a. "A ssu rin g F ood Safety A n d Quality: Guidelines F or
S trengthening National Food C ontrol Systems, penulis Tim World
Health Organization (2003). Publikasi ini mengemukakan bahwa sistem
pengawasan pangan nasional yang efektif sangat penting untuk
melindungi kesehatan dan keselamatan konsumen dalam negeri.
Sistem ini juga meliputi keamanan pangan yang akan memasuki
perdagangan internasional. Lingkungan global baru bidang
perdagangan pangan memberi tekanan yang besar kepada negara
pengekspor dan pengimportir pangan untuk memperkuat sistem
pengawasan masing-masing.
b. “ R isk-Based Food Inspection M anual”, penulisTim Food and
Agriculture Organization (2008). Publikasi ini mengemukaan bahwa
Pemerintah di masing-masing negara memiliki mandat untuk
memastikan kesehatan masyarakat termasuk pasokan pangan yang
aman dan cukup. Untuk melakukannya, diperlukan sistem pengawasan
pangan nasional di rantai pangan yang dilandasi dengan regulasi yang
efektif dan terkini. Sistem pengawasan pangan nasional adalah kunci