Page 5 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 5

19

  Padahal, sebagian dari mereka memiliki kapabilitas pribadi yang cukup memadai,
  yang jika diinginkan, sangat mungkin bagi mereka bergiat di tempat lain dengan
  imbalan ekonomi yang jauh lebih baik. Hanya saja harus diakui bahwa setelah
  gerakan BMT mulai menunjukkan hasil secara ekonomis, ada pihak yang
 mendirikan BMT dengan pertimbangan ekonomis murni.

        Pertimbangan ekonomis dimaksud adalah untuk mencari keuntungan sebesar-
 besarnya bagi BMT atau pada posisi mereka, para pendiri dan pemodal. Ada pula
 beberapa kasus, BMT yang semula cukup “idealis” berubah menjadi lembaga
 bisnis murni, sebagai hal yang bisa saja terjadi dalam gerakan manapun.

        Sesuai pengertian istilahnya, BMT melaksanakan dua jenis kegiatan, yaitu
 Baitul Maal dan Baitul Tamwil. Sebagai Baitul Maal, BMT menerima titipan zakat,
 infaq, dan shadaqah serta menyalurkan (tasaruf) sesuai dengan peraturan dan
 amanahnya. Sedangkan sebagai Baitul Tamwil, BMT bergiat mengembangkan
 usaha-usaha produktif dan investasi dalam meningkatkan kualitas kegiatan
pengusaha kecil bawah dan kecil dengan mendorong kegiatan menabung dan
menunjang pembiayaan ekonomi.

          Sebagai Baitul Tamwil, BMT terutama berfungsi sebagai suatu lembaga
keuangan syariah yaitu lembaga keuangan syariah yang melakukan upaya
penghimpunan dan penyaluran dana berdasarkan prinsip syariah.

         Prinsip syariah yang paling mendasar dan yang sering digunakan adalah
sistem bagi hasil yang adil, baik dalam hal penghimpunan maupun penyaluran
dana. Sampai sejauh ini, kebanyakan BMT berupaya menjalankan fungsi keuangan
syariah tersebut secara profesional dan patuh kepada syariah. Upaya meningkatkan
profesionalisme membawa BMT kepada berbagai inovasi kegiatan usaha dan
produk usaha. Sesuai dengan kondisi “lapangan” masing-masing, BMT berkreasi
menciptakan bentuk, nama dan jenis kegiatan penghimpunan dan penyaluran dana.
BMT sering menggunakan slogan atau semboyan yang dianggap bisa menjadi
“branch” atau ciri khas mereka, yang biasanya juga diilhami oleh kondisi
masyarakat yang dilayani.

Prinsip Operasi Baitul Maal wat Tamwil (BMT) dapat dijelaskan sebagai

berikut:
   1   2   3   4   5   6   7   8   9   10