Page 7 - Perpustakaan Lemhannas RI

lain dalam penentuan tata ruang sehingga dapat mengetahui tumpang
tindih antara daerah; tumpang tindih antar sektor dan tumpang tindih
antar pemegang IUP; optimalisasi penerimaan negara bukan pajak
(iuran tetap, royalti, penjualan hasil tambang) dari IUP; peluang untuk
peningkatan nilai tambah mineral dan batubara; mengetahui produksi
nasional mineral dan batubara; sebagai dasar penentuan pemenuhan
kebutuhan domestik (DMO); peningkatan kontribusi usaha jasa
pertambangan nasional; peningkatan kebutuhan sumber daya
manusia; dan dapat juga digunakan untuk pengelolaan lingkungan.

c. Meningkatnya iklim investasi untuk mengembangkan
industri Minerba

Terbukanya ikilim investasi akan mempengaruhi pengmbangan
industri di tanah air. Industri menerba yang padat modal tidak akan
berkembang manakal ikilim investasi tidak mendukung. Untuk itu,
indikator pertumbuhan ekonomi perlu diperhatikan agar tercapainya
percapainya pertumbuhan ke depan. Dengan adanya pertumbuhan
ekonomi akan mampu menyediakan kesempatan kerja dalam jumlah
besar dan memberikan pendapatan memadai bagi pekerja di bidang
industri minerba ini. Adanya pertumbuhan ekonomi yang bertumpu
dan digerakkan oleh sektor riil, produksi serta dikerjakan oleh dan
untuk kesejahteraan mayoritas rakyat Indonesia. Demikian pula
pertumbuhan ekonomi dapat memperbaiki iklim bisnis dan investasi
serta adanya neraca pembayaran yang sehat di dalam hubungan
industrial yang sehat.

Sejak 1967, yang keberadaan investasi di sektor industri
cnineral dan batubara tergolong sangat besar meskipun tidak sebesar
migas. Peraturan yang mendukung investasi adalah kebijakan clean
and clear (CnC). Dengan adanya kewajiban seluruh perusahaan
melengkapi status CnC-nya, dari sisi investasi ini sangat baik sekali
karena investor yang ingin menanam saham di Indonesia. Artinya,
investasi di sektor minerba tidak lagi seperti membeli kucing dalam

65