Page 4 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 4

86

  2) BPN, Kementan, Kemenhut & LH, dan Pemerintah Daerah
  menyiapkan lahan yang dapat berfungsi ganda untuk perkebunan
  kelapa sawit dan sekaligus peternakan sapi. Dengan melakukan
  penyiapan lahan secara cermat, terencana dan taat hukum, maka
  pengelolaan sektor kelapa sawit akan berjalan lancar dan optimal. Perlu
 dirintis pula upaya untuk melegalisasi integrasi antara perkebunan
 kelapa sawit dengan peternakan sapi untuk meningkatkan nilai tambah
 (added value) pengelolaan SKA kelapa sawit. Menurut data Sawit
 Watch, total luas lahan sawit telah mencapai 6,43 juta hektar dan akan
 bertambah menjadi 20,1 juta hektar pada tahun 2020. Kebutuhan akan
 lahan inilah yang perlu ditindaklanjuti dengan tetap memperhatikan tata
guna lahan dan aspek sosial budaya masyarakat, termasuk hak atas
tanah adat dan ulayat.

3) Kemenko Perekonomian, Kemenhub, Kemen-PU, Kemen-BUMN
dan Pemerintah Daerah menetapkan skala prioritas untuk
mendahulukan pembangunan infrastruktur yang menghasilkan
multiplier effects terutama di sektor transportasi, yakni berupa jalan,
jembatan, terminal, pelabuhan, dermaga, dan bandara perintis. Dengan
demikian proses pengelolaan SKA kelapa sawit akan berlangsung lebih
efisien, dapat menekan cost produksi, serta mampu menjadi stimulus
untuk membangun konektivitas antar wilayah. Ketersediaan akses
transportasi yang memudahkan proses pengelolaan SKA kelapa sawit
dan keterhubungan dan arus keluar-masuk komoditas untuk
meningkatkan keuntungan.

4) Kementan, Kemen-PU dan Pemerintah Daerah meningkatkan
dan memperluas pembangunan saluran irigasi dan bendungan
terutama di sentra-sentra perkebunan kelapa sawit, sehingga fokus
tidak hanya pada upaya untuk menambah ketersediaan lahan, namun
harus disiapkan terlebih dahulu sistem pengairan yang dapat
mendukung pemanfaatan lahan tersebut nantinya. Dalam beberapa
kasus, keterbatasan sistem pengairan serta ditambah dampak
perubahan iklim dan cuaca telah menyebabkan pengelolaan SKA
kelapa sawit menjadi kurang produktif. Oleh karena itu, diperlukan
   1   2   3   4   5   6   7   8   9