Page 10 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 10

wadahi dalam kerangka NKRI adalah seperti dua sisi mata uang, di satu
sisi merupakan suatu kekuatan yang sangat dahsyat jika keragaman
tersebut dikelola dengan baik, namun sebaliknya jika tidak dikelola dengan
baik akan menjadi potensi konflik yang luar biasa pula yang dapat
menghambat pelaksanaan otonomi daerah dan melemahkan Ketahanan
Nasional.

         Derasnya arus globalisasi dengan isu utama antara lain
demokratisasi, lingkungan hidup dan HAM, berdampak dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Globalisasi suatu keniscayaan,
yang harus dihadapi, agar kebijakan otonomi daerah semakin mantap,
maka NKRI dengan segala bentuk keberagamannya harus dipertahankan
dengan melenyapkan sekat-sekat suku bangsa. Dengan demikian
kebaragaman suku bangsa akan mendukung pelaksanaan otonomi daerah,
yang dimaksudkan guna mendekatkan pelayanan kepada masyarakat dan
tidak menistakan eksistensi kelompok masyarakat lain yang berbeda suku
maupun agama. Derasnya arus informasi yang diakibatkan oleh
komunikasi yang sangat cepat, juga mengakibatkan bergesernya nilai-nilai
budaya yang luar biasa, akibat dari masuknya nilai-nilai budaya asing yang
terkadang kurang sesuai dengan nilai-nilai budaya bangsa kita, yang dianut-
selama ini seperti: budaya sopan santun, musyawarah-mufakat tergantikan
oleh voting, bangsa ini seolah sudah berubah masyarakat mudah sekali
marah dan menyampaikan tuntutan yang kadang dengan cara berlebihan,
yang pada gilirannya dapat menghilangkan jatidiri bangsa. Kondisi ini
sangat berpengaruh terhadap ketahanan budaya asli Indonesia, akibatnya
Otonomi Daerah kurang didukung oleh budaya yang berkembang saat ini.

h. Pertahanan Keamanan.
         Diera reformasi terjadi pemisahan TNI dan Polri sehingga terjadi

kebingungan pelaksana lapangan dalam penye\esa\an persoalan
keamanan, trans nasional crime masih banyak terjadi, isu perbatasan
masih mengemuka dan masalah disintegrasi juga masih terus muncul.
Dalam mengatasi konflik antar kelompok sering terjadi saling menunggu,
seolah-olah melepaskan tanggung jawab, sehingga konflik terus
berkembang, meresahkan masyarakat, terjadi pengrusakan moral

                                          52
   5   6   7   8   9   10   11   12   13   14   15