Page 5 - Perpustakaan Lemhannas RI

101

kurikulum, dunia kerja, stakeholder, dan kebijakan-kebijakan
pemerintah yang berkaitan langsung dengan—terutama—kualitas
serta kapasitas lulusan institusi pendidikan vokasional. Di dalamnya
tentu saja termaktub kualitas pendidikan karakter.

Ilmu ‘terapan’ sesungguhnya memiliki arti yang lebih luas
daripada sebatas ‘pengguna’. Ilmu terapan adalah penerapan
pengetahuan dari cabang-cabang ilmu murni untuk menyelesaikan
masalah-masalah praktis yang langsung mempengaruhi kehidupan
sehari-hari. Karenanya, ilmu terapan pun membuka ruang bagi
pengkajian, pengayaan, penelitian mendalam, dan penajaman, yang
memungkinkan lahirnya turunan dari ilmu terapan.

Dengan cara pandang ini, maka materi dan metode
pendidikan karakter tidak lagi dilihat sebatas bahan dan cara ajar,
melainkan sebagai pengetahuan dinamis yang masih dapat dikaji,
diberi pengayaan, diteliti secara mendalam, dan diberikan
penajaman-penajaman, bukan hanya secara operasional tetapi juga
secara substansial keilmuan.

Dengan strategi ini, institusi pendidikan vokasional akan
memberi sumbangan sangat besar kepada bangsa dan negara
Indonesia dalam penajaman pendidikan karakter dari sisi keilmuan.
Institusi pendidikan karakter dapat menjadi agen perubahan dan
pembaruan dalam aplikasi atau penerapan pendidikan karakter yang
optimal, yang mampu ‘membaca’ tantangan-tantangan yang
dihadapi pendidikan karakter—sebagai pengetahuan/ilmu dan
penerapannya—di masa depan, sekaligus menajamkan kekuatan
nilai-nilai Pancasila, UUD 1945, dan Ketahanan Nasional. Alumni
institusi pendidikan vokasional yang sudah mengalami restorasi
melalui pengajaran pendidikan karakter yang komprehensif dan
menyeluruh, berpeluang menyebarkan paradigma baru anti
kekerasan di lingkunngan kerjanya. Pendekatan-pendekatan yang
dilakukan dalam menjalankan pekerjaan, terutama dalam melayani
masyarakat, akan lebih bersahabat, lebih profesional, dan lebih
mengedepankan pengabdian dibanding yang Iain-lain, la juga tidak