Page 11 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 11
25
12. Kewaspadaan Nasional saat ini
a. Kualitas kesiapan dan kesiagaan untuk mendeteksi,
mengantisipasi sejak dini dan m elakukan aksi pencegahan
berbagai bentuk potensi ancaman. Kualiatas kesiapsiagaan
dalam mendeteksi saat ini masih sangat lemah, timbulnya konflik sosial
yang semestinya dapat diantisipasi namun pada kenyataannya masih
sering kecolongan dan terkesan sebagai pemadam kebakaran. Akar
permasalahan tidak dapat diketahui dengan pasti sehingga kejadian
tersebut terkesan bemlang ulang, adapun fakta kejadian konflik sosial
yang besardi Indonesia era reformasi akan diutarakan sebagai berikut:
1) K o n flik Sambas d i Kalim antan B arat tahun 1999. Konflik
antara etnis Dayak-Melayu (penduduk asli) dengan etnis Madura
(kaum pendatang) terjadinya konflik tersebut bemuansa SARA,
bahkan ada beberapa pendapat para pakar bahwa konflik di
Sambas bersifat konflik Laten yang senantiasa bisa merebak
dengan berbagai persoalan amat sepele, meskipun upaya
mediasi perdamaian antar suku sudah dilaksanakan. Tatkala
konflik kembali merebak, maka segala bentuk perdamaian, entah
itu berupa ikrar hingga pembangunan Tugu Harapan yang
terpancang di Singkawang-sebagai simbul perdamaian menjadi
tak berarti. Adapun pemicu konflik adalah pada tanggal 12 Januari
1999, seorang etnis Madura kedapatan mencuri dan digelandang
serta dihajar dipasar oleh etnis Dayak, menyebabkan etnis
Madura melaksanakan penyerangan terhadap etnis Dayak
hingga timbul 3 orang korban dan berlanjut menjadi aksi balas
dendam, selain itu ada ketidak puasan dari etnis Dayak terhadap
aparat hukum yang menangkap hanya satu orang etnis Madura.
Kejadian tersebut sampai berlarut larut sehingga tindakan yang
harus diambil adalah mengamankan suku Madura sebanyak
63.000 orang di gedung olah raga, asrama haji dan di
Penampungan Batu Layang.18
18 Laporan Tim Komnas Ham untuk peristiwa kerusuhan di Kabupaten Sambas Kalimantan Barat,
28-31 M aret 1999.