Page 4 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 4

34

    Sumber daya buatan juga merupakan dukungagji dalam
    mengaktualisasikan kewaspadaan nasional, dengan adanya sumber
    daya alam perlu ditingkatkan dayagunanya untuk kepentingan
    pertahanan negara. Sarana dan prasarana nasional adalah hasil budi
   daya manusia yang dapat digunakan sebagai alat penunjang untuk
   kepentingan pertahanan negara dalam rangka mendukung
   kepentingan nasional. Karena hakikat pertahanan negara adalah
   segala upaya pertahanan bersifat semesta yang
   penyelenggaraannya didasarkan pada kesadaran atas hak dan
   kewajiban warga negara serta keyakinan pada kekuatan sendiri,
  maka pertahanan negara disusun dengan memperhatikan kondisi
  geografis Indonesia sebagai negara kepuiauan. Dengan demikian
  maka pertahanan negara berfungsi untuk mewujudkan dan
  mempertahankan seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik
  Indonesia sebagai satu kesatuan pertahanan.

           Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya
 bela negara yang diwujudkan dalam penyelenggaraan pertahanan
 negara dan diselenggarakan melalui : pendidikan kewarganegaraan;
 pelatihan dasar kemiliteran secara wajib; pengabdian sebagai prajurit
 Tentara Nasional Indonesia secara sukarela atau secara wajib dan
 pengabdian sesuai dengan profesi yang diatur dengan Undang-
 undang. Namun demikian kualitas aparatur keamanan di wilayah
 pertahanan sampai saat ini belum optimal dalam mendukung
aktualisasi kewaspadaan nasional di wilayah perbatasan rawan
konflik, baik dari aspek kualitas maupun jumlah personilnya. Pada hal
kewaspadaan nasional tidaklah statis, pasif, atau hanya menunggu
datangnya ancaman. Kewaspadaan Nasional selalu dinamis dan
aktif mendeteksi, mengidentifikasi dan berusaha punya akses ke
sumber-sumber informasi tentang potensi ancaman sedini mungkin
sejak masih embrio. Adalah ideal apabila semua strata kewaspadaan
sesuai lingkup keawasan dan kemampuannya terus memantau,
mengamati, mendeteksi dan mengidentifikasi sinyal-sinyal atau isu
yang berkembang sehingga seawal mungkin melakukan tindakan
cegah early intervention, sehingga potensi ancaman tidak sampai
   1   2   3   4   5   6   7   8   9